Friday, August 15, 2014

NGAJI di WARTEG: Berdoalah Untuk Palestina, Di Atas Sajadah Dan Social Media



Assalamualaikum.

Begitu banyak yang mencibir doa untuk Palestina di social media. Ada yang bilang Tuhan tidak punya akun facebook atau twitter sehingga tidak akan mendengar doa yang ditulis dalam status socmed. Ada yang bilang pencitraan. Ada yang bilang Palestina butuh bantuan bukan status socmed, dll. Lalu, apakah memang menulis doa untuk Palestina di social media tidak ada gunanya?

Sangat berguna! Karena social media adalah tempat kita berinteraksi dengan banyak manusia di zaman ini. Sebuah doa yang tertulis pada time line kita akan terbaca oleh friend atau follower kita. Doa itu tentu saja memuat sebuah informasi. Dengan menulis doa untuk Palestina, kita telah mengirim pesan pada orang sekitar di social media bahwa ada sesuatu yang terjadi di sana yang harus menjadi perhatian umat manusia. Satu doa bisa membangkitkan kesadaran yang membaca. Lalu bila ada banyak doa, akan membuat mata pengguna social makin terbuka tentang bencana yang terjadi di Palestina.
Bisa saja kita menulis status socmed layaknya sebuah reportase berita. Misalnya, “Telah terjadi penyerangan terhadap Gaza oleh Israel yang mengakibatkan jatuhnya puluhan korban.” Sampaikah pesan itu? Mungkin sampai. Tetapi sebuah pesan yang dibubuhi emosi tentu lebih dapat menyentuh perasaan orang yang membacanya. Keadaan yang terjadi di Palestina bukan cuma perlu disebar layaknya sebuah kabar biasa, tapi perlu pesan yang menggugah sehingga mengundang orang lain berbuat sesuatu, misalnya ikut berduka dan menyebarkan berita, ikut berdoa, hingga mendonasikan dana.

Social media bukanlah surat kabar. Social media adalah ruang gratis untuk berekspresi. Kita sudah terbiasa berekspresi saat kesal, saat senang, saat menontong pertandingan sepakbola, dll. Lalu untuk Palestina, apakah kita tidak punya ekspresi kesedihan sedikit pun? Selayaknya kita mencurahkan semua perasaan pada Palestina di social media hingga yang lain mendengar dan ikut berempati. Tidak ada yang salah.

Dalam doa tentu saja ada penghibaan, ada bahasa pengharapan yang halus dan menggugah. Menuliskan status doa pada social media dengan rangkaian kata-kata yang menyentuh bisa membuat orang lain yang membacanya ikut tergugah terbawa oleh perasaan hati kita. Dan pesan bahwa ada tragedi yang terjadi di Palestina pun masuk sampai ke hati pembacanya.

Lalu bagaimana dengan mereka yang mengatakan, “Tuhan tak punya akun social media?” Biarkan saja mereka karena kita tahu bahwa Allah Maha Mengetahui. Ia 'Azza wa jalla tentu tahu setiap huruf yang kita tulis di social media. Secara sunnah Rasulullah, tata cara berdoa adalah mengadahkan tangan dan melafalkan apa yang kita minta dengan kelembutan suara. Memang salah kalau kita tidak berdoa seperti yang dituntun oleh Rasulullah, tapi hanya menulis status di socmed untuk meminta kepada-Nya. Tetapi menuliskan status doa di social media tentu punya tujuan agar orang lain juga tahu perasaan kita hingga berdoa seperti itu, dan sementara itu kita sudah menunaikan cara yang Rasulullah ajarkan dalam berdoa.

Jadi, tulislah doa untuk Palestina dalam status socmed-mu dengan kata-kata yang indah dan menggugah agar dibaca oleh orang lain. Jangan lupa, lantunkan kata-kata itu dengan cara yang sunnah pada waktu-waktu yang mustajab di atas sajadah atau dalam kondisi apapun yang diperkenakan berdoa. Jangan lupa juga berikan donasi untuk Palestina. Dan kita pun sudah menunaikan apa yang kita bisa perbuat untuk Palestina.

dari Islamedia

No comments:

Post a Comment