dari flickerhivemind.net |
Assalamualaikum.
Sekali-kali, saya mau bahas yang seru: suami. Dalam Islam, suami adalah segalanya untuk seorang istri. Suami adalah surga atau neraka bagi istrinya (HR Bukhari & Muslim). Perkara mencari suami adalah perkara serius yang seharusnya menjadi perhatian yang serius pula. Secara pribadi, tidak mudah buat saya mendapatkan suami yang saya inginkan. Memang sudah selayaknya seorang perempuan menimbang dan memilih laki-laki yang kelak menjadi suaminya karena ialah sang imam yang akan membimbing istri di dunia dan akhirat insya Alloh.
Bersuamikan pria asing atau khususnya pria Turki tidak lebih mudah atau lebih sulit. Sama saja. Semuanya kembali kepada tingkat keimanan dan ketaqwaan si pria terhadap Alloh. Tentu saja, kita pun harus selalu menyertakan Alloh dalam perjalanan menemukan si suami idaman hati karena tidak ada satu pun hal terjadi tanpa ijin dan ridho Alloh.
Suami memiliki tempat yang istimewa tapi bukan berarti istri tidak istimewa. Beberapa hadis menyebutkan:
Bersuamikan pria asing atau khususnya pria Turki tidak lebih mudah atau lebih sulit. Sama saja. Semuanya kembali kepada tingkat keimanan dan ketaqwaan si pria terhadap Alloh. Tentu saja, kita pun harus selalu menyertakan Alloh dalam perjalanan menemukan si suami idaman hati karena tidak ada satu pun hal terjadi tanpa ijin dan ridho Alloh.
Suami memiliki tempat yang istimewa tapi bukan berarti istri tidak istimewa. Beberapa hadis menyebutkan:
Ummu Salamah ra. (Istri Nabi) meriwayatkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Seorang perempuan, yang ditinggal mati suami dan sang suami tersebut senang padanya, akan masuk Surga”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Jika aku boleh memerintahkan seseorang untuk menyembah yang lain, aku akan memerintahkan istri untuk menyembah suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Seorang perempuan yang menegakkan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, dan mematuhi suaminya akan memasuki Surga melalui pintu mana saja dia suka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Demi Dia yang berkuasa pada hidupku, ketika sang suami memanggil istrinya ke tempat tidur dan dia menolaknya, Dia yang di Surga akan murka padanya sampai suaminya senang akan dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengapa kedudukan suami seperti lebih tinggi dibandingkan istri? Ingatlah dulu saat ijab kabul, suami kitalah yang berkata "saya terima nikahnya si fulana binti fulan". Jadi wajar saja jika Alloh menempatkan suami agak lebih tinggi dari istri.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS An Nisa: 34)
Selain itu ada berbagai kewajiban suami yang membuatnya memperoleh tempat istimewa. Jangan kira hak dan kedudukan yang istimewa itu tanpa kewajiban yang istimewa pula.
1. Bergaul dengan istri dengan cara yang baik.
“Sebaik-baik kalian adalah yan berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
“Dan bergaullah dengan mereka dengan baik.” (QS An Nisa: 19).
2. Memberi nafkah yang baik sesuai dengan kemampuannya.
“Dan bergaullah dengan mereka dengan baik.” (QS An Nisa: 19).
2. Memberi nafkah yang baik sesuai dengan kemampuannya.
"Tiada pekerjaan yang lebih baik daripada seorang lelaki yang bekerja dengan tangannya sendiri dan tiada infak yang lebih baik daripada seseorang memberikan nafkah untuk diri dan keluarganya, anaknya, pembantunya dan semua itu dihitung sebagai sedekah baginya." (HR Ibn Majah di dalam Sunan Ibn Majah, hadis no: 2129)
3. Mengajarkan agama dan syariat.
“Wahai orang–orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak menderhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kpd mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintakan.” (QS At-Tahrim: 6)
Itu sebagian dari kewajiban suami yang harus dipenuhi. Lumayan berat yaaa.
Mudah-mudahan tulisan singkat yang masih penuh kekurangan ini bisa jadi pengingat buat kita semua, terutama buat saya. Saat saya sedang bete atau sedang lupa atau sedang tak nyaman dengan segala keterbatasan, bahwa suami adalah juga manusia biasa yang sedang berusaha memenuhi kewajibannya. Mengutip twit ustad Felix Siauw:
bila engkau diperlakukan baik maka balaslah lebih baik | bila engkau diperlukan buruk; ya sudahlah.. mungkin dia lelah..:)) hehe...
Semoga Alloh meridhoi.
Sumber:
No comments:
Post a Comment