Thursday, August 31, 2023

Cerita #5: Perjalanan Pulang yang Panjang


Assalamualaikum. 

Pulang. Sejatinya kita semua akan pulang. Terutama, pulang kembali kepadaNya. Sebelum itu, ada banyak kali pulang yang harus kita lalui. Buat aku, salah satunya adalah pulang kembali ke kota kelahiranku, tanah tumpah darahku. Asik. 😂

Aku tu ternyata melankolis dan sangat patriotis loh, bestiee. Jelek-jelek, Indonesia tu segalanya buat aku apalagi setelah aku harus tinggal di luar negeri. Susah untuk ga belain negara tercinta ini walau apapun yang terjadi. 

Jadi perjalanan pulang kembali ke tanah air itu adalah sesuatu banget buat aku. Apalagi setelah aku diperlakukan semena-mena sama orang dari negara lain. Bersyukur aku masih bisa pulang. 

Perjalanan  pulang kali itu adalah yang pertama dan mungkin terakhir kulalui bersama anak-anak. Sebelumnya aku ga pernah pergi hanya bersama anak-anak. Tapi selalu ada pengalaman pertama untuk setiap hal dalam hidup kita. 

Rute pulang kami itu cukup panjang ya bestiee. Alhamdulillah kami ada rejeki untuk bisa pulang. Pertama, kami harus terbang dari Gaziantep ke Ankara. Kenapa ke Ankara? Karena aku harus lapor dulu di KBRI sebagai perwakilan Indonesia di luar negeri. Tiket ke Ankara aku beli dengan uang simpanan yang ga seberapa. Aku cuma bilang mau ke Ankara dengan pesawat dan staf di rumah perlindungan membelikan aku tiket Turkish Airlines Gaziantep-Ankara. Entah apa memang uangku cukup atau staf di sana menutupi kekurangan uangnya. 

Sore itu, aku diantar oleh salah satu staf rumah. Lucunya yang mengantar itu adalah staf paling jutek hahaha. Tapi dia berbaik hati mengantar aku. Dia juga yang menemani aku check-in sambil menerangkan bahwa aku cuma bawa totebag aja. Ga punya bagasi. 

Pesawat kami delay. Jadi aku harus menunggu lumayan lama. Staf rumah langsung kembali ke rumah setelah melihat aku masuk ke ruang tunggu. Bandara Gaziantep tu kecil dan aku sudah cukup hapal karena beberapa kali bepergian dengan pesawat. Kami sudah berdiri cukup lama sebelum akhirnya bisa masuk ke pesawat. Pikiranku sudah terbang ke mana-mana. Melihat begitu banyak orang laki pun aku jadi parno. Mereka terlihat baik-baik saja tapi apakah mereka juga memukul istri dan keluarganya di rumah? 

Tiba di Ankara aku dijemput oleh staf KBRI yang menerima laporan KDRTku. Kami menginap semalam. Aku membuat laporan dan BAP untuk kasus KDRT yang menimpaku. Aku juga mengurus dokumen kepulanganku. Di KBRI aku bertemu dengan seorang pekerja migran yang ditelantarkan majikannya. Dia sementara itu ditampung di KBRI hingga kasusnya selesai. Kami berbagi kamar dan bertukar cerita. Alhamdulillah ada saja orang baik yang aku temui dalam perjalanan pulangku itu. 

Paginya, aku pamit sama pekerja migran itu dan berangkat ke bandara diantar oleh staf KBRI. 

Sebelumnya, aku berhasil membeli tiket promo Saudia tujuan Jakarta dengan transit di Jeddah. Alhamdulillah segala sesuatunya dimudahkan. Aku sempat punya masalah dengan nomer kursi karena ternyata kursi kami terpisah. Setelah bicara dengan manajer Saudia yang baik hati, kami pun bisa duduk berdekatan. 

Tiba di Jeddah, aku ciut. Seumur-umur aku belum pernah transit di Arab Saudi. Sudahlah aku ikuti saja papan informasi yang terpasang di sana-sini. Status pikiranku: Siaga 1. Aku tidak boleh lengah dan lalai. Ke toilet saja aku bawa anak-anak. Ga berani meninggalkan mereka sendirian. Bener-bener jumpy seperti scaredy cat

Cukup lama aku transit di Jeddah. Menjelang malam aku akhirnya masuk ke pesawat. Masalah kursi muncul lagi. Pramugari pesawat berusaha membantuku mencarikan kursi yang kosong buat kami bertiga. Aku menatap wajah mbak pramugari lekat-lekat. Yang ditatap jadi salting dan meyakinkan aku bahwa dia akan mencarikan kursi kosong karena ternyata pesawat tidak terisi penuh. 

Dia melakukan itu setelah usahanya untuk meminta seorang pria Spanyol bertukar kursi gagal total. Alhamdulillah, kami dapat empat kursi kosong di tengah sehingga anak-anak bisa tidur dengan nyaman. Mereka juga diberikan amenities dan bingkisan oleh Saudia. Perjalanan pulang ke Jakarta menjadi lebih nyaman walau pikiran kalut masih saja bertengger di kepala. 

Kami tiba di terminal tiga bandara Soekarno Hatta pagi menjelang siang. Aku langsung melenggang melewati penumpang lain yang menunggu bagasi. Petugas bandara agak heran juga melihat aku tidak bawa bagasi. Mereka mempersilakan aku lewat dan akhirnya kulihat wajah-wajah yang kukenal menungguku di luar. 

Alhamdulillah, kami tiba di Jakarta dengan selamat. 

Terima kasih banyak untuk semua bantuan yang diberikan KBRI Ankara dan Saudia. Juga teruntuk orang-orang baik yang kutemui di perjalanan pulang. Semoga Allah membalas semua kebaikan tuan dan puan semua. Aamiin. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...