![]() |
Dari Sini |
Assalamualaikum.
Jujur saja, saya pernah termasuk orang yang tidak
mementingkan dua hal di atas itu. Buat saya, dzikir itu dilakukan sehabis
sholat. Itupun jika sedang tidak terburu-buru. Seringnya, sehabis sholat saya
langsung ngacir. Ya Alloh. Astaghfirullahaladzim.
Shalawat pun mengalami nasib serupa. Mungkin hampir tidak pernah saya merelakan
diri saya solawatan, komat-kamit, bolak-balik, dalam sepi sendiri. Betapa
kacaunya saya.
Dua hal itu baru saya jalani dan tekuni belakangan ini saja.
Alhamdulillah. Awalnya pasti ada yang menggerakkan saya membiasakan dua
hal itu menjadi bagian hidup keseharian
saya. Dengan ijin Alloh, ustadz-ustadz yang bertebaran dan beredar di televisi
dan dunia maya, menjadi jalan saya melakukan dua hal tersebut. Walau belum
menjadi sebuah kekuatan bagi saya pribadi, dzikir dan shalawat dengan ijin
Alloh Ta’ala menjadi tambahan tenaga buat saya.
Setidaknya, satu ayat ini membuat saya terus membiasakan
diri untuk berdzikir kepada Alloh. “Sesungguhnya dengan mengingat Alloh hati
menjadi tenang.” (QS Ar Ra'd: 28). Masya Alloh. Dzikir bagai obat yang menenangkan dan
menyenangkan, mengalahkan kekuatan surat cinta dari yayang. Cieee.
![]() |
Dari Sini |
Selain itu ada banyak sekali hadis yang menyebutkan
keutamaan berdzikir kepada Alloh. Ada banyak pula bacaan dzikir yang bisa kita
lantunkan dan dawamkan dalam hidup sehari-hari. Salah satu yang saya bertekad
untuk tidak meninggalkannya adalah ucapan “Subhanallohu wabihamdi,
subhanallohiladzim.” Ucapan yang pendek dan sederhana itu mungkin terlalu sepele
di dunia tapi sangat berat timbangan kebaikannya di sisi Alloh swt. Buat saya
yang ibadahnya masih berantakan, iman sering naik turun macam tegangan listrik
PLN, kesolehan tidak seberapa; kalimat itu bagai harapan akan datangnya
keridhoan Alloh Ta’ala atas diri saya kelak, insya Alloh di dunia dan di
akhirat.
Bagaimana dengan shalawat? Ada satu hadis yang menyebutkan “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku (Rasulullah) sekali maka Alloh akan bersholawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim).
![]() |
Dari Sini |
Dan ternyata masalah shalawat ini juga disebut dalam Quran:
Disebut dalam Quran sebagai salah satu perintah Alloh. Disunnahkan oleh Rasulullah. Kurang penting bagaimana lagi? Shalawat ini bagai mantra yang bertuah bagi siapa yang
melakukannya. Saya tidak akan mengatakan bahwa karena shalawat, Anda akan
seperti ini dan itu tapi insya Alloh dengan ijin Alloh ada kebaikan-kebaikan
yang dilimpahkan pada kita jika kita membiasakan ucapan-ucapan yang baik.
Saya tidak ingin tulisan ini membuat para pembaca lalu
berpikir, “saya akan shalawat atau dzikir saja supaya apa yang saya inginkan
tercapai”, tapi lantas tidak sholat atau tidak mengerjakan segala kewajiban
kepada Alloh swt. Itu percuma saja.
Menjalankan semua perintah Alloh Ta’ala dan menjauhi segala
laranganNya adalah sebuah kepastian yang benar bagi setiap muslim. Jika itu
ditambah dengan memperbanyak dzikir dan shalawat, bisa dibayangkan dahsyatnya
hidup yang akan kita jalani.
Ada orang berkata, dengan shalawat ia mendapatkan mobil
baru. Ada yang bilang, shalawat mendatangkan banyak rejeki. Tentu takkan mudah
untuk dipercaya. Saya tak bermaksud berbagi nikmatnya dzikir dan shalawat
terhadap diri saya. Cukuplah itu menjadi rahasia saya. Jika Anda penasaran, silakan
coba sendiri. Mulailah biasakan diri berdzikir dan bershalawat, merendahkan
diri di hadapan Alloh serta rasulNya, mengakui kebesaranNya atas diri kita
sebagai hamba dan kemudian menikmati curahan keberkahan dariNya. Insya Alloh.
Semoga bermanfaat. Allohualam bishshowwab.
No comments:
Post a Comment