Thursday, July 13, 2023

Cerita #1: Selamat Tinggal Gaziantep

Poppy, bunga favorit musim panas

Assalamualaikum.

Seperti janji aku, blog ini akan diapdet lagi. Menulis itu terapi yang ampuh kalo lagi mumet. Sebenarnya jalan kaki juga bisa tapi belakangan, saking lelahnya aku tu lebih suka rebahan aja di kamar sambil liat-liat video si Cipung. Iya, aku termasuk yang tercipung-cipung. 🤭

Jadi, aku sekarang sudah di Jakarta lagi, yeorobun. Tahun 2017 aku meninggalkan Gaziantep, kota yang aku tinggali selama 7 tahun. Aku terpaksa meninggalkan kota itu karena keadaan sudah tidak kondusif lagi. Bukan karena perang yang berkecamuk di Suriah tapi kondisi keluarga yang menuntut aku memutuskan untuk keluar dan kembali ke Jakarta. 

Rasanya aneh ya, sudah tidak di Gaziantep tapi masih pake blog bernama sama. Tapi kan ini hasil karyaku juga, loh. Nama warteg Gaziantep itu seperti mimpi dan cita-cita. Aku tu pengen punya warteg karena makanan Indonesia itu kan susah banget ditemukan di Turki. Nah, sebelum jadi warteg beneran, ya buat judul blog aja dulu boleh kali, yaa.. 

Tapi, selama 7 tahun di sana, warteg yang aku impikan itu tak kunjung hadir. Jadi aku cukup senang dengan blog bernama warteg Gaziantep. Aku pikir jadi emak-emak yang diam di rumah itu kan bisa punya waktu untuk buka warteg, ya kan? Ternyata, tidak semudah itu Fergusooo. 

Keluar dari Gaziantep pun tidak semudah yang aku kira. Tapi, alhamdulillah, pertolongan Allah itu dekat. Walau sulit, ga sesulit melupakan Rehan sih, alhamdulillah akhirnya, aku dan anak-anak berhasil pulang kembali ke Jakarta, kota tercinta. 

Ya, sudah. 

Sekarang aku kembali ke rutinitas semula: bekerja dan mengajar. Tidak mengejar karir walaupun aku ga nolak kalau ada tawaran yang lebih baik. 

Gaziantep sedang panas-panasnya waktu aku pergi. Jalanan berdebu. Matahari bersinar terik. Gerah. Silau. Aku cuma bisa memandangi dari balik jendela mobil polisi yang membawa kami dari rumah. Loh, kok mobil polisi? 

Kita rehat (lagi) sejenak. 🤗

No comments:

Post a Comment