Thursday, July 20, 2023

Memento Vivere!

Kopiku hari ini manis banget. 
Saking pahitnya hidup. 
😂😂


Assalamualaikum. 

Apa kabar dunia? 

Sebelum lanjut ke cerita-cerita lain seputar perjalananku pulang (lebih tepat dibilang kabur, sih), aku cuma mau bilang, aku sekarang baik-baik saja. Haha, ga nanya! 

Jangan julid gitu lah. 

Tadinya sih aku emang patah semangat banget. Tapi dibanding dengan pengalaman putus cinta pertama kali yang bikin nyesek dan mewek berhari-hari, pengalaman yang satu ini tu ga terlalu segitunya sih. Iya, waktu awal cerita dimulai memang menguras air mata tapi setelah berhasil kabur, ya udah. Hari berganti hari berganti minggu berganti bulan, I got better aja. 

Aku menata ulang hidupku, menyadari keadaan dan kondisiku, memahami dan terutama memaafkan, belajar memaafkan. Apapun yang terjadi, maafkan dan menerima kenyataan. Juga, berusahalah untuk tetap hidup, walau hari-hari itu aku bisa saja tewas. Memento vivere! 

Sebenarnya Allah tu memberikan jalan ini untuk aku keluar dari semua masalahku selama di Turki. T&C-nya seperti itu, mau ga lu? Ya, gw sih mau dah. 🤭

Aku mau meneruskan homeschool, ga bisa. Turki ga mengakui homeschool. 

Aku mau bisa kesana kesini, pindah apartemen kalo perlu, ga bisa. Ra ono duite, dipake mamake beli apartemen baru. 

Aku mau renop dapur dan pintu, ga dikasih. Kebanyakan alasan. Padahal sekarang akhirnya direnop juga dan dipamerin ke aku. Cuih. 

Aku mau bisa traveling bareng tanpa merasa kek orang susah, nebeng sana sini, ga bisa juga. Si anu itu gaya traveling nya ya gitu deh. Traveling buat aku tu ya jadi turis. Tinggal di penginapan, ga mesti hotel, berkunjung ke tempat-tempat wisata pake angkot atau kendaraan dan bener-bener menikmati perjalanan sebagai me time atau us time gitu. Bukan yang pergi nebeng sama si A. Tinggal di rumah si B. Nanti mengunjungi tempat X bersama si C. Siapa yang liburan sih ini tu? Tapi, ya sudahlah. Nanti aku bisa melakukan perjalanan seru yang tanpa nebeng-nebeng dengan anak-anak. Insya Allah. 

Aku mau mudik dan kalo bisa nemenin ibu yang waktu itu sendirian karena adikku pergi belajar ke Aussie, ga bisa. Ga punya uang untuk beli tiket. 

Aku mau lepas dari semua "hukuman", "hujatan" dan miskomunikasi di keluarga, ya lu bayangin aja sendiri, gimana caranya. Ra iso! 

Jadi, masa-masa akhir hidupku di sana itu sudah sangat mengganggu pikiran sampai aku diserang gatal yang ga jelas penyebabnya. Stres aja sih. 

Aku sudah megap-megap kek ikan mujair diangkat dari kolam. Bentar lagi tewas kena bumbu kuning. Dan beneran dong, aku tu hampir mati loh. Alhamdulillah, nasibku lebih baik dari ikan mujair. Aku cuma mencoba tetap hidup supaya bisa keluar dari neraka itu. 

Sampai hari ini, aku bersyukur. Aku masih bisa hidup dengan layak. Tidak yang glamor, boros, bergelimang harta. Tapi aku dan anak-anak tidak kelaparan atau kehujanan, alhamdulillah. Tidak hidup seperti ikan mujair. Tidak harus menghadapi orang-orang yang membuatku lemah lesu kurang darah. Tidak harus melayani bakat-bakat keras kepala orang di sekitarku. Yang penting lagi, anak-anak juga bebas hidup tanpa tekanan dan segala komentar. Kami bisa hidup sehat secara fisik dan mental. 

Alhamdulillah, aku bebas! Dan hidup. Dan bersyukur sampai aku bisa menangis membayangkan semua kenikmatan dan balasan dari semua penderitaan yang aku lalui. T&C itu sungguh tidak ada apa-apanya dibanding semua "kemewahan" yang aku dapatkan hari ini. 

Jadi, jangan lupa untuk hidup. Jika bukan buat kita sendiri, minimal buat anak-anak dan orang-orang yang kita cintai. Hiduplah karena itu salah satu bentuk rasa syukur yang harus selalu kita tunjukkan. Bahwa Allah Ta'ala selalu mendengar semua doa dan pinta kita. Bahwa Allah Ta'ala selalu menjawab semua doa dan harap kita. Bahwa Allah Ta'ala mengurus semua kebutuhan kita tanpa sedikitpun terlupa. Maka hiduplah dan bersyukurlah. 

No comments:

Post a Comment