dari sini |
Assalamualaikum.
Imam Malik pernah menangis ketika hendak berbuka puasa.
Ketika ditanya oleh muridnya kenapa dia menangis, Imam Malik menjawab, "Aku sedih melihat makanan yang banyak ini, karena teringat Rasulullah saw. Baginda Rasul saw berbuka dengan makanan yang sedikit tetapi ibadahnya banyak. Sedangkan aku, berbuka dengan makanan yang banyak tetapi ibadahku sedikit".
Lalu, bagaimana dengan kita?
Ramadhan sudah memasuki minggu kedua. Rasanya tak ingin ia cepat berlalu tapi segala sesuatu sudah diatur sedemikian rupa oleh Alloh swt sehingga kita pun tak punya pilihan kecuali ridho atas ketentuan Alloh Ta'ala.
Kisah di atas adalah sebuah nasehat yang kemudian semoga mengingatkan kita bahwa esensi berpuasa, utamanya berbuka puasa, bukanlah sekedar menikmati hidangan buka puasa dan kemudian melampiaskan segala nafsu perut kita. Lagi-lagi, yang kita kejar, seharusnya tentu saja pahala ibadah yang dijanjikan Alloh swt.
“Orang yang melaksanakan puasa mendapatkan dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)Maka sudah sewajarnya kita menjadi sangat menanti acara berbuka puasa. Saking semangatnya menanti berbuka puasa, kita sudah sibuk memikirkan dan membayangkan menu untuk berbuka puasa. Segala macam menu lewat di kepala. Semua kita inginkan. Kemudian Alloh swt mengijinkan berbagai hidangan tersaji di hadapan kita di kala berbuka sementara kita lupa masih ada kebaikan yang dapat kita raih lewat berbuka puasa.
Pertama, kita harus menyegerakan berbuka dan jangan sibuk dengan acara menyiapkan hidangan berbuka.
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098)Berikutnya, berbukalah dengan kurma.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3/164, hasan shahih)Sebagaimana disebutkan dalam hadits Anas bin Malik di atas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai berbuka dengan rothb (kurma basah) karena rothb amat enak dinikmati. Namun kita jarang menemukan rothb di negeri kita karena kurma yang sudah sampai ke negeri kita kebanyakan adalah kurma kering (tamr). Jika tidak ada rothb, barulah kita mencari tamr (kurma kering). Jika tidak ada kedua kurma tersebut, maka bisa beralih ke makanan yang manis-manis sebagai pengganti. Kata ulama Syafi’iyah, ketika puasa penglihatan kita biasa berkurang, kurma itulah sebagai pemulihnya dan makanan manis itu semakna dengannya (Kifayatul Akhyar, 289). Jika tidak ada lagi, maka berbukalah dengan seteguk air. Inilah yang diisyaratkan dalam hadits Anas di atas.
Kemudian, jangan lupa membaca basmallah sebelum menyantap hidangan buka puasa dan berdoa.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika telah berbuka mengucapkan: ‘Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)’.” (HR. Abu Daud no. 2357, hasan).Doa ini bukan berarti dibaca sebelum berbuka dan bukan berarti puasa itu baru batal ketika membaca doa di atas. Ketika ingin makan, tetap membaca ‘bismillah’ sebagaimana dituntunkan dalam penjelasan sebelumnya. Ketika berbuka, mulailah dengan membaca ‘bismillah’, lalu santaplah beberapa kurma, kemudian ucapkan doa di atas ‘dzahabazh zhoma-u …’. Karena doa di atas sebagaimana makna tekstual dari “إِذَا أَفْطَرَ “, berarti ketika setelah berbuka.
Adapun doa berbuka, “Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka)” Doa ini berasal dari hadits hadits dho’if (lemah). Begitu pula doa berbuka, “Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthortu” (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka), Mula ‘Ali Al Qori mengatakan, “Tambahan “wa bika aamantu” adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna doa tersebut shahih. Sehingga cukup doa shahih yang kami sebutkan di atas (dzahabazh zhomau …) yang hendaknya jadi pegangan dalam amalan.
Lalu, ingatlah untuk minum dengan tiga nafas dan membaca ‘bismillah’.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa minum dengan tiga nafas. Jika wadah minuman didekati ke mulut beliau, beliau menyebut nama Allah Ta’ala. Jika selesai satu nafas, beliau bertahmid (memuji) Allah Ta’ala. Beliau lakukan seperti ini tiga kali.” (Shahih, As Silsilah Ash Shohihah no. 1277)Dan jangan lupa berdoa setelah makan.
Dari Mu’adz bin Anas, dari ayahnya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: “Alhamdulillaahilladzii ath’amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Tirmidzi no. 3458, hasan)Namun jika mencukupkan dengan ucapan “alhamdulillah” setelah makan juga dibolehkan berdasarkan hadits Anas bin Malik.
Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum” (HR. Muslim no. 2734) An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang mencukupkan dengan bacaan “alhamdulillah” saja, maka itu sudah dikatakan menjalankan sunnah.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17: 51)Jadi, mari kita ingat dan camkan betul bahwa berbuka puasa bukan sekedar berbuka dengan yang manis atau yang gratis. Tidak pula ia menjadi kegiatan mengumpulkan berbagai makanan yang sudah terbayang bahkan sejak selepas sahur. Sebisa mungkin kita membiasakan diri mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah dan terus berusaha tidak mubazir dan berlebihan.
“Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebih-lebihan (boros) karena Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (Al-A’raf:31).Serta tak lupa untuk terus meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.
Sumber:
Rumaysho
Muslim
Kaheel7
No comments:
Post a Comment