Friday, August 22, 2014

NGAJI di WARTEG: Renungan Seorang Istri



Assalamualaikum.

Teman-teman yang dirahmati Alloh, kadang kesabaran kita memang menjadi sangat terbatas padahal segala peristiwa di dunia ini adalah singkat di dalam pandangan Alloh.

Kemarin baru saja saya mendapat kabar duka dari seorang teman yang ibu mertuanya meninggal dunia. Ia sangat susah sekali disebabkan ibu mertuanya ini. Mungkin sama halnya dengan para menantu perempuan yang masih diamanahi mertua perempuan, seperti juga saya. Teman saya ini demikian susah hatinya selama bertahun-tahun dan akhirnya setelah ia memaksakan diri untuk bersabar, akhirnya Alloh memanggil sang ibu mertua. Kesusahan kita di dunia ini memang terasa berat dan lama. tapi jika kita bersabar maka insya Allah, kelak semua akan ada akhirnya. Inı merupakan pelajaran yang teramat nyata buat saya. Pelajaran sabar yang tiada akan pernah ada habisnya.
Itu yang pertama, yang kedua, saya baru saja diberitahu suami bahwa ada seorang temannya menikah lagi padahal ia sudah menikah dan dikaruniai anak perempuan yang cantik dan lucu. Saya tidak menyalahkan atau memandangnya sebagai sebuah kekurangan karena alloh mengijinkan kaum pria untuk menikah bahkan sampai empat kali.

Yang menjadi pemikiran saya adalah jika suami saya berlaku demikian, apa yang akan saya lakukan? Apapun alasan suami, ia berhak untuk melakukannya. Aplagi jika ternyata, alasan untuk menikah lagi adalah karena kekurangan istri.

Akankah saya ikhlas menjalaninya? Atau saya meminta cerai saja? Cerai adalah sesuatu yang dihalalkan tapi tidak disukai oleh alloh. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, disebutkan bahwa sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air lantas ia mengirimkan bala tentaranya. Maka yang paling dekat kedudukannya di antara mereka kepada iblis adalah yang paling besar menimbulkan fitnah. Datang salah satu dari bala tentara iblis seraya berkata "aku telah melakukan ini dan itu." Iblis menjawab "Engkau belum melakukan apa-apa" Lalu datang salah satu dari yang lain sambil berkata "tidaklah aku meninggalkan dia (anak adam yang diganggunya) hingga aku pisahkan dia dengan istrinya". Maka iblis mendekatkan kepada bala tentara itu dan memujinya, "Engkaulah yang terbaik".

Hadis tersebut menyiratkan bahwa memang menjadi tujuan mulia bagi iblis untuk memisahkan suami dari istrinya dengan berbagai cara dan upaya. Andai saja semua pasangan muslim yang menikah mengetahui hadis ini. Sesungguhnya, perpisahan atau perceraian sama saja artinya dengan mengalah kepada godaan setan yang terkutuk.

Hidup pernikahan tidaklah mudah. Tidak cukup sekedar siap, tidak cukup sekedar ilmu. Diperlukan dosis kesabaran ekstra tinggi untuk menjalani bahtera rumah tangga.

Perlu juga kiranya kita selalu berbaik sangka kepada Alloh sang pemilik kehidupan dan kehidupan setelahnya. Berprasangka baiklah kepada Alloh dalam urusan pernikahan. Bukankah pernikahan adalah ibadah? Bukankah Alloh akan membantu setiap hamba yang beribadah kepadaNya?

Kembali ke cerita tadi, hikmah yang bisa saya ambil adalah bnerusaha sekuat tenaga menempatkan suami diatas segalanya setelah Alloh karena jika manusia diperbolehkan tunduk kepada manusia maka Alloh wajibkan seorang istri tunduk kepada suaminya. Tunduk dan taat kepada suami adalah juga bagian dari ibadah kepada Alloh. Mendengar kepada perintah suami pun adalah ibadah kepada Alloh. Bahkan suami adalah juga jalan ke surga bagi para istri yang tunduk dan patuh kepada suaminya.

Jıka sulit untuk mendengar suami, ada sebuah nasehat. begini bunyinya:

Ssekali lihatlah suamimu terlelap, pandanglah wajahnya. Itulah wajah orang yang tak punya hubungan darah denganmu tapi kini berusaha untuk mencintaimu. Sesekali saat suami pulang kerja, pandanglah wajahnya. Cium tangannya. itulah tangan yang bekerja keras mencari rejeki untuk memberi nafkah dirimu. Padahal sebelum akad, ia tak punya hutang budi sama sekali kepadamu. Dkutip dari halaqoh cinta.

Menikah adalah menggenapkan separuh agama dan visi hidup adalah untuk meraih cinta Alloh, bukan hanya cinta suami. Kalaupun kita berpisah dari suami, pandai-pandailah mencari ibrah dan hikmah.

Alloh berfirman:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS Al-Hadid 22-23)

Semoga Alloh mudahkan urusan kita dalam pernikahan kita. Semoga Alloh lunakkan hati-hati kita yang mengeras. Semoga para suami menjadi suami yang soleh dan para istri menjadi istri yang solehah. Dan semoga kelak Alloh kumpulkan kita, para suami dan istri, di surga Alloh yang luasnya seluas langit dan bumi. Amin.

Wassalam.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...