Friday, November 13, 2015

NGAJI di WARTEG: Ketika Orang Merendahkanmu

Assalamualaikum.

Apa rasanya direndahkan orang? Pasti ga nyaman. Pasti menjengkelkan. Memancing emosi. Maunya ngamuk. Bales merendahkan. Akhirnya ribut.

Wajarnya memang begitu. Ada rasa tak terima di dalam dada. Ada tanya yang tak kunjung terjawab. Ada pula yang lain lagi yang entah apa namanya.

Saya malah tak habis pikir. Seharian saya memikirkan apa, kenapa, bagaimana rasanya direndahkan orang.


dari sini

Sudah sering kali saya menyimak tausiyah Aa Gym yang berbunyi,
"Kenapa sih memangnya kalau direndahkan atau dihina orang? Nabi Muhammad saw saja yang mulia masih ada yang menghina. Apalagi kita, manusia biasa yang hina beneran?"

Setiap kali pula saya nyengir mendengarnya sambil berharap saya bukan termasuk yang merasa "sakit hati" setelah direndahkan atau dihina orang.

Tapi uji coba di lapangan menunjukkan hal berbeda. Saya tak terima. Rasanya ingin tertawa melihat saya termasuk barisan sakit hati. Tapi saya tak bisa tertawa. Butuh banyak energi untuk saya akhirnya setengah menerima. Bagaimana tidak terima, toh sudah terjadi?

Untuk memupuk rasa percaya diri dan meyakinkan diri bahwa dihina atau direndahkan plus diremehkan orang adalah hal yang tidak bahaya, saya pun mengingat ayat ini:

Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada seluruh manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi. (QS An Nisa: 79)

Saya pasti banyak dosa. Dan diremehkan atau direndahkan seperti itu tentunya bermanfaat untuk saya. Kelak, semoga saya tak ujub, sombong, takabur. Da aku mah apa atuh, acar mpek-mpek :D (pinjem istilah bang Arham)

Saya berharap Alloh swt mengampuni dosa-dosa saya sambil belajar ridho akan semua episode yang terjadi dalam hidup saya. Tapi, masih galau juga?

Ada satu nasehat pendek yang saya temukan di google image: Jika kita direndahkan atau dihina orang lain tanpa pernah kita mengganggunya, bisa jadi hidup kita lebih INDAH dari orang tersebut.

Hidup kita lebih indah, men!
Terlalu banyak nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan Alloh pada kita.
Terlalu banyak yang harus kita syukuri.
Dan segala ketidaknyamanan itu tidak sebanding dengan segala yang diberikan Alloh kepada kita.

Jadi, tak ada salahnya belajar menerima, belajar ridho. Kelak, mereka yang merendahkan dan menghina akan melihat sendiri akan jadi apa kita dan akan jadi apa mereka. Insya Alloh takkan tertukar.
posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...