Sunday, April 21, 2013

JALAN-JALAN #4: Kemping di Tepi Sungai Eufrat

Baru beberapa minggu di Antep, saya dan suami sudah dapat undangan untuk ikut kemping. Seumur-umur saya belum pernah pergi kemping. Dan acara kemping ini sempat dibatalkan karena saya mendadak tidak ingin pergi kemana-mana.

Tapi, kemping must go on. Dengan terpaksa, saya ikut kemping yang ternyata diadakan khusus untuk menyambut saya (lho?). Kemping ini diadakan oleh dua keluarga yang bersaudara beserta anak-anak mereka. Sepertinya mereka ingin tahu alias penasaran sama gelin dari Indonesia, hehe.

Mau tak mau hari itu pergilah kami kemping. Dari pusat kota kami pergi bersama rombongan dengan mobil
seperti minibus Renault ukuran besar yang muat untuk lebih dari selusin orang dan barang-barang. Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, kami tiba di tepian sungai. Dan sungai itu ternyata adalah sungai Eufrat alias Euphrates. Orang Turki menyebutnya Fırat.

Dulu nama sungai ini seringkali disebut di buku pelajaran sejarah. Biasanya sungai Eufrat disebut bersama sungai Tigris di Mesopotamia. Dan makin panjanglah nama-nama ajaib yang harus dihapal. ^^!

Setibanya di tepian sungai, kami bersiap untuk sholat magrib dengan berwudhu menggunakan air sungai. Ga wudhu di toilet? Ternyata disana ga ada toilet sodara-sodara. Jadi kalo wudhu silakan pakai air sungai tapi kalo mau pipis atau pup, silakan bawa air dan carilah pohon terdekat yang jauh dari rombongan.

Sehabis sholat, kami makan malam. Menu malam itu adalah ayam bakar dan salad, menu standar makan malam di Turki. Setelah makan, karena malam hari gelap dan tidak banyak yang bisa dilakukan kami pun pergi tidur. Beberapa tenda telah didirikan di sekitar sungai. Bisa saja tidur di luar tapi angin malam saat itu kencang sekali jadi daripada masuk angin lebih baik masuk ke tenda dan tidur dengan selimut.



Paginya, saya sengaja bangun lebih awal karena saya ingin melihat matahari terbit: satu-satunya hal yang saya tunggu selama kemping. Dan benar saja, pemandangannya sangat indah walau tidak sefantastis matahari terbit di Bali tapi lumayanlah buat hiburan.






Siangnya, rombongan menghabiskan waktu berenang dan bermain air. Saya cukup leyeh-leyeh di tenda sambil liat suami main air pula. Tanpa mereka sadari kulit mereka terbakar. Sampai di rumah, suami mengeluh perih karena kulitnya mengelupas. Ada bagusnya juga sok leyeh-leyeh, yah.

Di sekitar sungai Eufrat, ada banyak sekali pohon buah. Yang paling menonjol adalah pohon delima. Jenisnya bukan jenis delima yang merah menor itu. Tapi rasanya manis, lumayan buat ngemil.




Rombongan memutuskan untuk menyelesaikan kemping di sore hari. Agak lega rasanya pulang dari sana karena saya cukup tersiksa menahan hajat karena tidak ingin terlalu sering buang hajat di alam terbuka. Sebenernya seru juga kemping di tepi sungai tapi lebih seru lagi kalo kempingnya sama orang-orang yang kita kenal atau keluarga sendiri dan bawa toilet dari rumah. Hihi.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...