Wednesday, July 3, 2013

Burung dan Telor Puyuh

Di saat suhu mulai hangat, selain berkebun, yang bisa dilakukan di musim panas adalah beternak burung puyuh. Kurang kerjaan ya? Hehe, engga juga tapi ini urusan si Baba sambil bernostalgia. Dulu, waktu dia kecil, dia pernah memelihara burung puyuh dan hobi makan telor puyuh. Jadi, sekarang dilakukan lagilah si kebiasaan masa kecilnya.



Di Antep, ada pasar khusus unggas yang menjual aneka unggas yang masih hidup. Pasarnya tidak terlalu besar tapi  koleksi unggasnya lumayan banyak.


Setelah membeli dua ekor, si baba tak lupa membeli kandang. Kandang yang dibeli adalah kandang burung kecil yang biasa dijual di toko hewan (pet shop). Satu kandang cukup untuk 2-4 burung puyuh yang disebut bıldırcın (belderjen, dengan e pepet) atau quail (dalam bahasa Inggris). Tapi kalau 4 ekor burung puyuh berada di satu kandang, burung puyuh yang berkuasa akan mematoki burung puyuh lain hingga kepala mereka berdarah-darah.

Dalam sehari, burung puyuh dapat bertelor 1 buah. Saya juga ga yakin berapa sebenarnya telor yang mereka keluarkan karena kadang, menurut tetangga, ada anak tetangga yang suka mencuri telor. Wallahu alam. Setidaknya setiap sore, kami menemukan sebuah telor di kandang.


Ketika suhu mendingin dan sepertinya burung puyuh tidak akan bertahan, si Baba pun memutuskan untuk menyembelih burung-burung piaraannya. Kadang ia pun memasak mereka. Tapi saya ga ikut makan. Ga tega!!!


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...