Rukun Islam dari Hadis Arbain yang Ketiga (ust Wirza Rahmah)
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ
بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله
وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى
خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً
رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ
وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.[رواه الترمذي ومسلم
]
Dari Abu
Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata :
Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun
diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain
Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Hadis ini dijadikan pegangan karena kedudukan imam yang
meriwayatkannya.
Rasulullah menerangkan bahwa Islam dibangun atas lima
perkara, yang merupakan asas atau pondasi dalam melaksanakan islam dan tidak
sempurna islam kita jika tidak berpegang teguh pada lima perkara ini.
1. Syahadat
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) -yang benar- selain Dia, dan [bersaksi pula] para malaikat serta orang-orang yang berilmu, demi tegaknya keadilan. Tiada ilah [yang benar] selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran: 18)
kesaksian kita sebagai orang islam, bahwa tidak ada yang
layak dijadikan ilah/sesembahan selain Allah. Meyakini dalam hati,
mengikrarkannya dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan bahwa allah
adalah sesembahan kita dan rasulullah adalah utusan Allah sebagai penutup para
rasul.
Konsekwensi dari pengakuan terhadap nabi sebagai rasul dalam syahadat adalah
-Keyakinan kita dan pembenaran dalam hati bahwa nabi
muhammad adalah benar-benar diutus untuk kita
-Bagaimana kita bisa melaksanakan semua perintah nabi
-Menghindari apa yang dilarang oleh Allah dan rasulNya
-Membenarkan apa yang dikabarkan Rasul
-Beribadah kepada Allah sesuai syariat yang diajarkan nabi
-Mencintai rasulullah saw dengan banyak-banyak bershalawat
kepada nabi
Kedua kalimat dalam syahadat saling berkaitan karena mempengaruhi
ibadah kita kepada Allah dan kalimat tersebut tidak boleh dipisah.
Seorang yang mengucapkan laa ilaha illallah pun harus
melandasi syahadatnya dengan keyakinan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Allah dan bahwsanya aku -Muhammad- adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah dengan membawa dua persaksian ini tanpa keragu-raguan lalu dihalangi masuk surga.” (HR. Muslim)
2. Shalat
Rukun yang penting setelah syahadat adalah shalat. Shalat adalah amal
pertama yang akan ditanya Allah. Shalat adalah pembeda orang muslim dan orang
non-muslim.
Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi. (HR. An-Nasaa'i dan Tirmidzi)
Shalat adalah rukun yang penting karena shalat adalah tiang
agama.
Aslinya shalat diperintahkan Allah sebanyak 50 kali sehari
semalam dan nabi meminta keringanan kepada Allah sehingga akhirnya hanya 5
waktu. Saat mau dikurangi lagi, rasulullah sudah malu untuk meminta kepada
Allah.
Alangkah baik jika shalat wajib diikuti shalat sunnah,
seperti sunnah rawatib dan shalat-shalat sunnah lainnya sebagai penambah bekal
kita di akhirat dan kita tidak pernah tahu dari pintu mana amalan kita yang
diterima Allah dan masuk ke dalam surga Allah.
Melaksanakan shalat dan mendirikan shalat:
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku (QS Al-Baqarah, 43)
Dalam hadis disebutkan mendirikan shalat sesuai waktunya,
syarat dan rukunnya dan berimbas kepada kehidupan dan menjauhkan pelakunya dari
kemungkaran. Kalau tidak ada bekasnya, berarti kita baru sekedar melaksanakan
shalat saja dan belum mendirikan shalat.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Ankabut 45)
3. Membayar zakat
Zakat adalah ibadah materi. Mengeluarkan sesuatu yang kita
cari dan berlebih dari apa yang kita butuhkan untuk mensucikan harta kita. Allah menggandengkan shalat dengan zakat
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. (QS At Taubah: 5 & 11)
Kepada siapa kita menyalurkan zakat:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS At Taubah: 60)
Zakat dikeluarkan jika sudah sampai nisabnya (ukuran dan
takaran setelah harta itu sudah mencapai satu tahun).
4. Haji ke baitullah
Haji adalah bentuk ibadah fisik dan harta karena kita butuh
harta untuk keluarga yang ditinggalkan dan untuk bekal. Haji adalah ibadah yang
sulit yang membutuhkan fisik yang kuat dan dilakukan di waktu khusus, bulan
Dzulhijjah.
Haji adalah ibadah yang dimaksudkan untuk mengunjungi
baitullah dan beribadah kepada Allah bagi yang mampu menunaikannya.
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Ali Imran 97)
Dari Abu Hurairah R.a : Rasulullah Saw telah berpidato kepada kami dan beliau bersabda : wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan kepada kamu untuk mengerjakan ibadah haji, maka hendaklah kamu kerjakan. Seorang sahabat bertanya : apakah setiap tahun ya Rasulullah? Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya mengulanginya sampai tiga kali. Rasulullah Saw. Kemudian bersabda. Kalau saya jawab ya sudah tentu menjadi wajib (tiap-tiap tahun), dan kamu tidak akan mampu melaksanakannya, biarkan saja apa yang saya tinggalkan (jangan menanyakan sesuatu yang tidak disebutkan). (HR. Ahmad, Muslim dan An-Nasa’ i).
5. Puasa Ramadhan
“Hai orang2 yang beriman, diwajibkan bagimu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan pada orang2 sebelum kamu. Mudah2an kamu bertakwa” (Al -Baqarah:183)
“(Puasa yang wajib bagimu adalah) puasa Ramadhan. Jika engkau menghendaki untuk melakukan puasa sunnah (maka lakukanlah).” (HR. Bukhari)
Menahan diri dari lapar, dahaga, hawa nafsu dari subuh ke
maghrib dan dilakukan di bulan Ramadhan (selama 29 atau 30 hari). Hal-hal yang
seharusnya dibolehkan oleh Allah menjadi diharamkan selama Ramadhan sebagai
ujian untuk orang-orang beriman. Ramadhan adalah madrasah untuk menempa umat
menjadi kuat untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah
semaksimal mungkin.
Pelajaran dari hadis ini adalah
a. Pentingnya lima perkara ini, karena Islam dibangun di
atasnya.
b. Perumpamaan perkara-perkara yang abstrak (maknawi) dengan
perkara-perkara yang nyata (lahir), agar lebih mudah difahami.
c. Memulai yang paling penting, kemudian yang penting, dan
seterusnya.
d. Bahwa dua kalimat syahadat merupakan asas itu sendiri,
dan ia juga merupakan asas bagi yang lainnya. Maka amalan apapun tidak akan
diterima kecuali jika terbangun di atasnya.
e. Mengutamakan dan mendahulukan shalat di atas amalan dan
ibadah yang lainnya, karena itu merupakan hubungan yang kuat antara hamba dan
Rabb-nya.
Tambahan:
No comments:
Post a Comment