Assalamualaikum.
Judul di atas adalah kutipan dari hadis seperti pada gambar. Sebuah nasehat dari rasulullah untuk kita, umat muslim agar selalu hati-hati dalam berkata-kata.
Karena lidah tak bertulang.
Karena ucapan bisa tajam, setajam silet. Halah.
Karena hati bisa hancur oleh kata-kata.
Karena silaturahim bisa diputus oleh ucapan.
Karena setiap manusia punya perasaan.
Maka marilah kita belajar merasakan dan memikirkan efek-efek ucapan kita. Apakah berefek baik atau buruk?
Saya termasuk yang masih belajar soal berkata yang baik atau diam. Kuping saya mendengar dan mulut saya langsung bereaksi tanpa menunggu otak saya selesai mencerna dan berpikir. Akhirnya sakit hati pun tak terhindarkan lagi.
Kini, soal berkata yang baik bukan hanya sekedar mengucapkan tapi juga menuliskan. Apalagi jika kita aktif di media sosial. Komunikasi tulisan adalah sebuah keniscayaan. Kadang saya tak tahan membaca komen-komen atau status-status orang. Mengapa komentar mereka bisa sekasar itu? Mengapa status mereka bisa senorak itu?
Kasar dan norak tentulah relatif. Kasar buat saya mungkin tak sama dengan kasar versi orang lain. Buat saya kasar; buat mereka tidak. Buat orang lain berlebihan; buat saya biasa saja.
Tapi akhirnya saya memilih untuk belajar menerapkan nasehat rasulullah saw. Berkata yang baik atau diam. Menulis yang baik dan bermanfaat atau tak usah menulis. Memberi komentar yang enak dibaca atau tak usah komen sekalian.
Sulit tapi saya yakin itu adalah jalan selamat yang sudah diberikan rasulullah. Betapa rasulullah sudah terlalu mengkhawatirkan umatnya hingga untaian nasehat pun demikian banyaknya. Semoga kita semua terlindung dari marabahaya dan malapetaka akibat kata-kata kita. Aamiin.
posted from Bloggeroid
No comments:
Post a Comment