Sunday, December 11, 2016

Boikot Roti


Roti-Roti Buatan Warteg Gaziantep


Assalamualaikum.

Lagi rame soal boikot ya? Rame terus ya, Indonesiaku. Bahasa kekiniannya, gaduh. Eeaaa.

Urusan boikot adalah urusan yang ga asing buat saya. Udah lama saya melancarkan boikot, bukan boikot roti, melainkan boikot produk-produk korporasi yang pro Israel. Sampai sekarang, alhamdulillah, dan insya Allah, saya istiqomah menjalankannya. Lebih lanjut, silakan lihat boycott Israeli products.

Awal-awal saya boikot produk yang jumlahnya ga sedikit itu, memang ga mudah. Lingkungan pun ga selalu mendukung. Malah ada teman yang berkomentar, "Nyusahin diri sendiri."



Ya, ga nyusahin diri juga, kelesss. Hidup kan bukan cuma di dunia. Masih ada akhirat. Membantu perjuangan rakyat Palestina langsung, saya ga bisa dan ga sanggup. Yang saya bisa, ya boikot si Israel. Semoga usaha ini bisa jadi catatan amal membantu meringankan beban sesama muslim karena sesama muslim kan bersaudara. Harap diingat,

"kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)." (QS. At-Takasur: 8)

Kelak kita akan ditanya. Muslim di Palestina jungkir balik melawan penindasan Israel. Kita yang di luar Palestina asik-asik dengan kenikmatan bisnis buatan Israel yang hasil bisnisnya dipakai untuk menghabisi muslim Palestina. Apa jawaban kita?

Setelah pindah ke Gaziantep, soal boikot ini mendapatkan "bahan bakar" karena masyarakat muslim Gaziantep mempunyai ghirah yang cukup tinggi jika berurusan dengan Islam dan Palestina. Di Antep, toko-toko tak segan memajang poster "Boikot" lengkap dengan daftar produk yang harus diboikot. Aksi boikot pun tertolong dengan banyaknya produk lokal pengganti produk yang diboikot, misalnya Turka Cola untuk Coca Cola, Niğde untuk Sprite dan sebagainya. Jadi, aksi boikot, lanjooot.

Kembali ke boikot roti.

Saya sempat bingung juga soal boikot roti SR. Yang hendak diboikot adalah perusahaannya yang memang bukan milik pribumi dan mereka mengeluarkan pernyataan tidak mendukung aksi damai 212 sehingga memicu kemarahan umat muslim. Sementara, jika diboikot, ada orang-orang yang menjajakan roti ini secara berkeliling. Selengkapnya, lihat di chirpstory.

Lalu saya bertanya kepada guru saya, bagaimana pendapatnya soal boikot ini. Jawaban beliau:

"Sikap boikot bisa dilakukan sampai ada perubahan sikap sehingga tidak dilakukan terus-menerus. Pada prinsipnya jual beli terhadap produk orang kafir adalah boleh, tapi dalam konteks perang, boikot memang menjadi salah satu senjata. 
Adapun kepada pedagang ecerannya, sebaiknya tidak diboikot, karena mereka tidak tahu-menahu, dan mereka rakyat kecil. Boikot saja yang di waralaba atau supermarket.
Wallahu a'lam."

"... Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ma'idah: 8)

Berlaku adillah.
Ingat,
“Al ‘ilmu qoblal qouli wal ‘amali." 
Berilmulah sebelum berkata dan berbuat.

Ibnul Munir rahimahullah berkata, “Yang dimaksudkan oleh Al Bukhari bahwa ilmu adalah syarat benarnya suatu perkataan dan perbuatan. Suatu perkataan dan perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh sebab itulah, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan, karena ilmu itu pelurus niat. Niat nantinya yang akan memperbaiki amalan.” (Fathul Bari, 1/108)

Jadi, jika memang harus memboikot, ketahuilah dulu ilmunya, perbaiki niatnya, dan pertimbangkan segala akibatnya. Semoga Allah swt menuntun semua langkah dan tindakan kita. Aamiin.

Wallahu a'lam bishshowwab.
Semoga bermanfaat.
posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...