Sebagian orang tua mengeluh bahwa putra putrinya suka berbohong. Sebelum menyalahkan mereka atau yang lainnya, coba lihat diri sendiri, jangan-jangan kita juga mempertontonkan kebohongan di hadapan mereka atau mereka sendiri menjadi korban kebohongan orang tuanya.
Biasanya dimulai dari hal sepele; anak merengek minta dibelikan mainan lalu orang tua menjanjikan "nanti ya", saking lamanya si anak lupa sendiri, dan memang itu yang dimau orang tuanya.
Ini terjadi berulang dan tertanam dalam ingatan sang anak, lalu dia mencontoh .. korbannya pun beragam, saudaranya, kawannya, termasuk orang tuanya.
Sungguh tepat nasihat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Ummu 'Aamir Radhiallahu 'Anha, seperti yang diceritakan anaknya, 'Aamir bin Rabi'ah
دَعَتْنِى أُمِّى يَوْمًا وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَاعِدٌ فِى بَيْتِنَا فَقَالَتْ هَا تَعَالَ أُعْطِيكَ. فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَمَا أَرَدْتِ أَنْ تُعْطِيهِ ».قَالَتْ أُعْطِيهِ تَمْرًا. فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَمَا إِنَّكِ لَوْ لَمْ تُعْطِيهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كِذْبَةٌ ».
Suatu hari ibuku memanggilku, dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sedang duduk di rumah kami. Ibuku berkata (kepadaku): "Mari sini, Ibu mau memberikan sesuatu!" Maka, Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Apa yang akan Engkau berikan?" Ibu menjawab: "Aku mau kasih kurma." Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Jika ternyata Engkau tidak memberikan apa-apa kepadanya, maka tercatat atasmu sebuah kebohongan." (HR. Abu Daud No. 4993, hasan)
Mari ayah dan ibu, kita berkata yang jujur walau dalam hal sepele kepada anak-anak sendiri, lindungilah mereka dari budaya bohong yang merusak kepribadiannya.
Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًاWahai Orang-orang beriman, bertaqwa-lah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (QS. Al Ahzab: 70)
Wallahu A'lam
✍ Farid Nu'man Hasan
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete