Namanya juga mudik, kang warteg bawaannya pengen bawa oleh-oleh yang banyak buat semua yang ada di kampung halaman, bener ga? Jadi
dibawalah segala macem dari Antep termasuk buah kiwi yang emang lagi musim dan murah meriah. Apalagi harga buah kiwi di Jakarta dan sekitarnya cukup tinggi. Tidak semua orang mampu beli dan merasakan si buah kiwi.
Si buah kiwi dari Antep dikemas di karton bekas kabel laptop yang ukurannya kurang lebih sama dengan karton rokok. Kenapa dikemas dengan karton? Ya supaya ga mejret tu kiwi ketiban barang-barang lain di tas. Dan Alhamdulillah emang selama perjalanan sampai di tujuan tu kiwi bae-bae aje.
Sampai di bandara Soekarno-Hatta, kami langsung membereskan semua urusan dokumen dan kemudian mengambil tas. Saking repotnya bawa rombongan lenong, kang warteg bisa jadi adalah penumpang terakhir yang mengambil tas di bagasi. Koper dan tas pun sudah tergeletak tak bertuan di pinggir luggage belt.
Begitu dihampiri, kang warteg terkaget-kaget karena salah satu tas udah penuh coretan kapur di semua sisi. Sementara koper yg satu lagi aman tentram ga diusili coretan koper. Alhamdulillah, si tisu basah yang dibawa dari Antep bisa dipake buat menghapus si coretan kapur itu.
Kenapa kang warteg kaget? Ya kaget karena dulu saya pernah baca di salah satu forum, tas atau koper yang dicoret-coret atau ditandai kapur itu berarti target pemerasan oknum bandara. Caranya? Coretan kapur di tas atau koper yang tidak dihapus akan menjadi syarat untuk petugas di pemeriksa bawaan sebelum kita keluar dari bandara. Petugas, katanya, akan meminta kita membuka tas dan mungkin mengambil isi tas atau kalo kita keberatan ya bisa jadi mereka akan meminta uang. Benar tidaknya saya
Alhamdulillah, ketika melewati pemeriksaan terakhir, petugas hanya memeriksa tas-tas yang dibawa ke kabin sementara tas yang dari bagasi ga diperiksa lagi. Alhamdulillah juga itu petugas ga liat pas saya menghapus tanda hehe. Mungkin sebaiknya, besok-besok, bersihkan tas atau hapus si coretan kapur itu di tempat yang aman dari petugas.
Sebenernya saya masih penasaran kenapa tas saya dicorat-coret kapur. Tapi saya menduga si karton pembungkus kiwi itulah. Mungkin mereka mengira itu rokok karena memang kalo diraba sekilas orang akan mengira itu rokok. Alhamdulillah, masih rejeki kami itu kiwi.
Eniweh, selain itu, penumpang diharuskan mengisi formulir yang menyatakan bawaan penumpang (baggage declaration form). Padahal kan suka-suka kita yak mau bawa apaan. Untuk Bandara Soekarno-Hatta, form itu dibagikan di atas pesawat. Sementara pas sampe di Bandara Atatürk, kami ga diberi form seperti itu.
Jadi, kalo besok teman-teman ada yang mudik lewat Soekarno-Hatta, saya sarankan membawa tisu basah untuk membersihkan coretan dll dan pulpen untuk mengisi form. Jangan lupa untuk selalu memasang gembok di semua tas yang masuk ke bagasi dan jangan menyimpan barang berharga di dalam tas yang masuk bagasi. Kita tidak pernah tau berapa banyak orang iseng di luar sana yang mungkin mencoba membuka tas kita. Dan banyak-banyak berdoa semoga Alloh melindungi kita dalam perjalanan. Aamiin.
Untuk cerita-cerita lain tentang coretan kapur di bagasi, langsung aja tanya google, kata kunci: coretan kapur di bagasi.
Sundul ya om :)
ReplyDelete