Hari itu kami baru tiba di Turki. Pesawat yang akan membawa kami ke Gaziantep baru berangkat sore hari. Kami punya waktu 5 jam sebelum berangkat. Dan 5 jam itupun kami habiskan keliling-keliling melihat Istanbul.
Tidak banyak yang bisa dilihat di Istanbul dalam waktu 5 jam. Terlalu singkat!
Pertama kami mengunjungi Masjid Sultan Ahmet (Sultan Ahmet Cami). Sebagai salah satu tujuan wisata, masjid ini selalu dipenuhi pengunjung. Untuk masuk kesini kita tidak dipungut biaya. Tapi perempuan diharuskan memakai pakaian tertutup. Jika tidak berbusana muslim, pengunjung diberi selembar kain untuk menutup kepala.
Masjid Sultan Ahmet disebut juga Blue Mosque karena pemakaian keramik berwarna biru untuk interior masjid. Masjid ini dibangun pada tahun 1609-1616 pada masa Sultan Ahmet I. Langit-langit di dalam masjid dihiasi keramik buatan tangan yang membuat kita ingin mendongak terus untuk melihatnya.
Dari Sultan Ahmet, kami berjalan menuju Gülhane Park (Gül: mawar, Park: taman). Dulunya taman ini adalah bagian dari Topkapı Palace. Mulai dibuka untuk umum pada tahun 1912. Sebelumnya disini ada kebun binatangnya juga. Sekarang kebun binatangnya sudah dipindah dan taman ini tampak lebih luas. Jalan di dalam taman mengingatkan saya pada Kebun Raya Bogor, lebar dan adem.
Tujuan berikutnya adalah Eminönü Cami. Sebenarnya sih ga niat kesitu juga. Tapi rutenya memang lebih mudah untuk kembali ke rumah dan melanjutkan perjalanan ke Gaziantep di sore hari.
Daerah Eminönü ini adalah daerah bersejarah di Istanbul. Masjid Eminönü sendiri dapat dilihat dari Galata Bridge dan menjadi salah satu tujuan utama wisata di Istanbul. Apalagi di dekat masjid ada Spice Bazaar. Sewaktu saya berada di dalam Spice Bazaar, ada yang teriak “selamat datang, disini murah!” Hihi. Langsung nengok dah kita walau ga beli juga.
Namanya juga Spice Bazaar, yang dijual ga jauh-jauh dari bumbu-bumbu dan beberapa oleh-oleh yang biasa dibeli turis. Karena saya judulnya bukan turis jadi ga ada waktu buat beli-beli.
Dari Eminönü, setelah kaki terasa mulai ga bisa diajak kerja sama padahal masih diperlukan untuk jalan kembali ke rumah, akhirnya kami menyelesaikan jalan-jalan yang terlalu singkat itu untuk bersiap-siap terbang ke Gaziantep.
Jadi penasaran nih sama Istanbul. Kapan ya kesana lagi?
No comments:
Post a Comment