Menikahi Pria Turki: Persiapan Pernikahan dan Dokumen

Berikut ini adalah pengalaman saya semasa bersiap menikahi si Baba jaman dulu, hehe. Saya tuliskan lagi disini supaya bisa berguna untuk pembaca sekalian yang membutuhkan. Semoga bermanfaat.

Dari Royalty Free Stock Photos

Mengingat waktu yang kami punya waktu itu hanya satu bulan sebelum kami berangkat ke Turki setelah menikah, maka acara pernikahan kami pun dibuat sesederhana mungkin tanpa mengurangi rasa hormat pada pihak keluarga. Sebelumnya, kita harus sudah memastikan siapa yang akan menjadi penyandang dana acara pernikahan. Apakah pihak keluarga laki-laki? Atau keluarga perempuan? Atau kedua calon pengantin atau gotong-royong semua ikut menyumbang.

Hal pertama yang harus disiapkan adalah dokumen. Dokumen adalah modal dasar terjadinya pernikahan. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak menyiapkan pernak-pernik pernikahan sebelum semua dokumen siap. Adalah sangat menyakitkan jika faktanya baju pengantin sudah siap tapi dokumen tak siap dan pernikahan pun gagal. #makjleb.

Sebelum Menikah

Dokumen yang diperlukan untuk calon pengantin pria (warga negara Turki):
1. Salinan kartu identitas (Kimlik)
2. Surat keterangan dari Kedutaan Turki*
3. Surat keterangan belum pernah menikah (jika bujangan)
4. Salinan akte kelahiran
5. Salinan kartu keluarga (Nüfüs Kağıt)
6. Visa (waktu itu calon suami pakai visa sosial, belum ada VOA)
7. Surat lapor diri dari kepolisian
8. Pasfoto 3x4 dan 4x6 (3 lembar)

*Surat/dokumen dari kedutaan terdiri atas surat rekomendasi boleh menikah, surat keterangan bujangan, dan surat jaminan dari kedutaan. Untuk mendapatkannya, calon pengantin pria harus membawa kimlik (kartu identitas), paspor dan kartu keluarga (nüfüs kağıt).

Untuk surat lapor diri dari kepolisian, kita perlu menyiapkan:
1. Salinan paspor
2. Salinan kartu identitas
3. Salinan surat dari Kedutaan Turki
4. Pasfoto 2x3 dan 3x4 (2 lembar)

Jangan lupa untuk menyiapkan terjemahan dari surat-surat yang berbahasa Turki. Pihak kedutaan biasanya akan memberikan nama penerjemah yang bisa membantu kita. Waktu itu saya hanya berhubungan via email dan transfer bank dan dokumen yang sudah diterjemahkan pun siap.

Jika kita berurusan dengan kedutaan Turki, sebaiknya biarkan calon suami yang maju karena dia berurusan dengan birokrasi negaranya sendiri dan insya Alloh lebih lancar. Kita cukup duduk manis di ruang tunggu.

Sesudah Menikah
Jika pernikahan sudah terlaksana dan buku nikah sudah terbit, kembali ke kedutaan Turki dengan membawa buku nikah asli dan salinannya, salinan kartu keluarga pengantin perempuan, dan salinan akta lahir. Pihak kedutaan akan memberikan sebuah amplop besar berisi dokumen pribadi yang harus dikirim ke kota tempat tinggal pengantin pria. Waktu itu kami mengirimnya dengan menggunakan jasa PT Pos Indonesia. Alhamdulillah sampai dengan selamat. Untuk kepastian dokumen yang dibutuhkan oleh pihak kedutaan, silakan hubungi kedutaan Turki JL Rasuna Said kav. 1 Kuningan Jakarta. Telepon 021 525 6250/021 526 4143

Nah, jika dokumen sudah siap, silakan kembali pusing dengan persiapan pernikahan. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin penting untuk dipertimbangkan:
1. Undangan
Apakah ingin mencetak sendiri? Atau menggunakan jasa percetakan?
Saya waktu itu memutuskan untuk mencetak sendiri tapi karena saya sibuk dengan pekerjaan, saya membatalkan ide itu dan tak akan membuat undangan. Tapi, adik saya ngotot bahwa undangan harus dibuat. Akhirnya, ia mendapatkan kartu undangan yang sangat sederhana dan siap dalam waktu 2-3 hari saja.

2. Jumlah Tamu
Berapa banyak tamu yang akan diundang? Apakah keluarga saja? Teman masa kecil sampai masa kerja? Semua orang yang kita kenal? Jumlah tamu tentunya akan mempengaruhi jumlah undangan yang harus dicetak dan banyaknya makanan yang harus dipesan.

3. Jasa Katering atau Masak Sendiri?
Untuk ringkasnya, ibu saya memutuskan untuk memesan makanan dari jasa katering. Jika dana memungkinkan, ada baiknya menggunakan jasa katering yang sudah dikenal kualitasnya. Jika dana terbatas, memasak sendiri pun bisa jadi pilihan.

4. Baju Pengantin
Beli atau sewa? Jujur saja, saya bukan orang yang ribet dengan baju pengantin. Baju pengantin kami bisa dibeli di Tanah Abang. Dan dalam sehari, kami bisa membeli baju untuk semua anggota keluarga. Seragam yang biasanya menjadi tradisi pun tidak saya lakukan. Paman dan bibi serta adik-adik saya berinisiatif menyeragamkan diri sendiri sehingga saya tidak perlu mengeluarkan dana khusus untuk seragam. Lebih baik dananya dipakai untuk jasa katering.

5. Di Rumah atau di Gedung?
Jika acara nikah diadakan di rumah, kita perlu menyediakan tenda dan kursi ekstra untuk tamu. Jika acara dilakukan di gedung, biaya yang kita butuhkan lebih besar dan gedung harus dipesan jauh-jauh hari. Saya sempat dag dig dug karena waktu dan biaya sehingga saya memutuskan untuk melangsungkan acara pernikahan di rumah.

6. Dokumentasi
Saat ini ada banyak jasa fotografi dan video dengan harga terjangkau. Terus terang, saya termasuk yang tidak mementingkan dokumentasi. Tapi adik saya kenal seorang temannya yang punya jasa fotografi dengan harga terjangkau dan saya pun akhirnya setuju. Kami hanya dapat satu album foto dan dua CD (foto dan video). Terbukti saat kami pindah ke Turki, CD ini dapat kami putar di depan keluarga dan kerabat sehingga mereka dapat melihat acara pernikahan kami sekaligus menerangkannya karena acara nikah di Turki itu sangat jauh berbeda dari acara nikah di Indonesia.

7. Suvenir Pernikahan
Inginnya menghapus tradisi memberi suvenir pernikahan karena bisa menghemat biaya. Tapi, lagi-lagi, ada banyak sekali suvenir murah meriah beredar di pasar jadi jika kita jeli memilih kita dapat memberikan suvenir pernikahan yang cukup lumayan kepada tetamu.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga Alloh memudahkan semua urusan kita. Aamiin.

Sumber Tambahan:
Informasi KKC-menikah di Indonesia
dourbest2day
LBH APIK