dari sini |
Assalamualaikum.
Bagaimana musim seminya? Banyak acara, pasti ya? Sejauh ini di Antep, mulai banyak bazaar dan festival yang diadakan di ruang terbuka. Biasanya, kami pergi mengunjungi bazaar walau akhirnya saya mengakui, saya bosan ke bazaar karena suasananya cenderung begitu-begitu saja. Memang ada gerai-gerai yang menjual baju, makanan, barang pecah belah, karpet, sepatu, dan lain-lain tapi gerai-gerai itu tidak dihias supaya menarik pengunjung. Jadi seperti bazaar ibu-ibu PKK, gitu deh, kurang lebih.
Tapi, hari ini saya tidak akan membahas si bazaar. Saya mendadak jadi fashion police, belakangan ini. Bukan untuk merasa paling cantik atau paling gaya sedunia, tapi untuk mengambil hikmah dan mengingatkan diri sendiri untuk selalu berhati-hati dalam berpakaian.
Di bazaar yang kemarin sempat saya kunjungi, saya melihat banyak muslimah Turki memakai pardesü (sejenis overcoat) dan biasanya dipadu padan dengan kerudung. Si kerudung biasanya pendek, menutupi dada pun tidak. Tapi ada juga yang kerudungnya panjang.
Si pardesü biasanya memang pas badan (kalau tidak bisa dibilang ketat). Beberapa muslimah yang biasanya sudah berumur cenderung memakai yang longgar-longgar. Tapi umumnya memang pas badan. Bayangkan jika Anda mempunyai bobot berlebih dan badan yang berisi. Bisa dipastikan si pardesü akan seperti iklan, sampai menuh-menuhin bungkusnya.
Yang membuat saya malu sendiri adalah si muslimah berpardesü tak menyadari bahwa selain menuh-menuhin bungkusnya, siluet celana dalamnya tercetak jelas jika dia bergerak dan berjalan. (Maaf ya pemirsa, tidak bermaksud porno. Ini laporan langsung dari TKP). Lalu saya bingung, bagaimana menyampaikan pada si mba itu?
Mari kita lihat kutipan ayat alquran soal pakaian muslimah, berikut:
"... Hendaklah mereka mengulurkan/menutupkan kain kudung ke dadanya." (QS An Nuur: 31)
Sebenarnya, Allah sudah memerintahkan untuk mengulurkan kain kudung/kerudung. Hikmahnya supaya kain kudung yang panjang itu bisa menutupi tubuh kita. Malah, kita bisa memanjangkan lagi kerudung kita sehingg bagian belakang pun bisa terhalangi. Jadi, seharusnya masalah di atas tak terjadi pada muslimah.
Sementara itu di tempat lain.
Ada seorang muslimah memakai baju panjang tapi ternyata panjangnya tidak menutupi seluruh bagian kakinya. Jadi, jika ia berjalan dan bajunya tertiup angin, maka tampaklah betisnya. Ups. Jika ia duduk pun bajunya akan sedikit naik. Tetap saja tidak tertutup semua. Lalu si muslimah itu tertangkap dalam foto dengan posisi betis kemana-mana dan sebagian kakinya terlihat. Bagaimana jika ini dihitung oleh Allah swt dan menjadi amal jariyah buruk buat kita? Naudzubillahi min dzalik.
Kesalahan lain yang cenderung sering kita lakukan adalah pakaian terlalu pas badan dan kerudung kurang menjulur sehingga bagian dada terlihat dengan jelas. Masalah ini pernah ramai di tanah air dengan sebutan jilboob. Kita pasti tidak mau orang-orang memperhatikan kita gara-gara bagian atas itu terekspos dengan jelas, kan?
Allah telah memerintahkan:
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin agar mengulurkan atas diri mereka jilbab-jilbab mereka. Yang demikian itu menjadikan mereka. Lebih mudah untuk dikenal (sebagai wanita Muslimah/wanita merdeka/orang baik-baik) sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Ahzab: 59).
Selain itu, kadang kita lupa melapisi bagian bawah sehingga mungkin terlihat tembus pandang. Atau bagian lengan yang kurang panjang atau malah bagian belakang yang tidak tertutup rapi.
Duhai muslimah yang solehah, apakah sudah lupa batasan aurat bagi perempuan? Apakah sudah lupa syarat-syarat busana perempuan yang sesuai syariat? Sekali lagi, saya tidak ingin menunjuk si A salah, si B benar. Saya hanya mengingatkan bahwa segala apa yang kita lakukan kelak akan kita pertanggungjawabkan. Apa kita mau foto kita yang kurang syar'i itu menjadi sumber bencana kelak? Apa kita lupa kita pun adalah duta bagi Islam, agama sempurna yang diridhoi Allah swt.
Jadi, sebelum kita keluar rumah, mari kita periksa lagi,
1. Apakah busana muslimah yang kita pakai tembus pandang?
2. Apakah kerudung kita sudah menutupi dada?
3. Apakah sudah cukup longgar?
4. Apakah sudah seperti perempuan dan tidak meyerupai laki-laki?
5. Apakah membuat orang lain memperhatikan kita?
Sementara itu di tempat lain.
Ada seorang muslimah memakai baju panjang tapi ternyata panjangnya tidak menutupi seluruh bagian kakinya. Jadi, jika ia berjalan dan bajunya tertiup angin, maka tampaklah betisnya. Ups. Jika ia duduk pun bajunya akan sedikit naik. Tetap saja tidak tertutup semua. Lalu si muslimah itu tertangkap dalam foto dengan posisi betis kemana-mana dan sebagian kakinya terlihat. Bagaimana jika ini dihitung oleh Allah swt dan menjadi amal jariyah buruk buat kita? Naudzubillahi min dzalik.
Kesalahan lain yang cenderung sering kita lakukan adalah pakaian terlalu pas badan dan kerudung kurang menjulur sehingga bagian dada terlihat dengan jelas. Masalah ini pernah ramai di tanah air dengan sebutan jilboob. Kita pasti tidak mau orang-orang memperhatikan kita gara-gara bagian atas itu terekspos dengan jelas, kan?
Allah telah memerintahkan:
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin agar mengulurkan atas diri mereka jilbab-jilbab mereka. Yang demikian itu menjadikan mereka. Lebih mudah untuk dikenal (sebagai wanita Muslimah/wanita merdeka/orang baik-baik) sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Ahzab: 59).
Jilbab adalah baju kurung longgar yang dilengkapi dengan kudung/kerudung yang panjang. Jadi sudah jelas hikmah dan manfaat dari perintah Allah tersebut. Maha suci Allah dari menzhalimi hamba-hambaNya.
Selain itu, kadang kita lupa melapisi bagian bawah sehingga mungkin terlihat tembus pandang. Atau bagian lengan yang kurang panjang atau malah bagian belakang yang tidak tertutup rapi.
Duhai muslimah yang solehah, apakah sudah lupa batasan aurat bagi perempuan? Apakah sudah lupa syarat-syarat busana perempuan yang sesuai syariat? Sekali lagi, saya tidak ingin menunjuk si A salah, si B benar. Saya hanya mengingatkan bahwa segala apa yang kita lakukan kelak akan kita pertanggungjawabkan. Apa kita mau foto kita yang kurang syar'i itu menjadi sumber bencana kelak? Apa kita lupa kita pun adalah duta bagi Islam, agama sempurna yang diridhoi Allah swt.
Jadi, sebelum kita keluar rumah, mari kita periksa lagi,
1. Apakah busana muslimah yang kita pakai tembus pandang?
2. Apakah kerudung kita sudah menutupi dada?
3. Apakah sudah cukup longgar?
4. Apakah sudah seperti perempuan dan tidak meyerupai laki-laki?
5. Apakah membuat orang lain memperhatikan kita?
dari sini |
Mengutip kata Aa Gym, "Sayang, jika ada peristiwa tapi tidak menjadi ilmu buat kita." Semoga tulisan tak seberapa ini bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita semua. Aamiin.
“Betul setiap orang pasti berproses. Perlu waktu melewati proses menuju kesempurnaan, tidak langsung instan. Tapi proses adalah perubahan dari yang tadinya tidak tahu lalu menjadi tahu. Bukan berlindung di balik kata ‘proses’ untuk terus menerus berkubang dalam dosa dan kesalahan yang sama.”
ReplyDeletekutipan dari https://aisyafra.wordpress.com/2015/05/18/i-dress-to-impress-allah-not-people/
setuju mba. mudah2an alloh bukakan hati kita utk mau berproses menjadi baik dan benar. aamiin.
Delete