Friday, September 25, 2015

NGAJI di WARTEG: Manusia Berbisnis Akherat

Assalamualaikum.

Di hari Jumat yang berkah ini, mari kita sedikit mengasah kepekaan kita akan kesulitan yang menimpa saudara-saudara kita di tanah air. Semoga cerita yang saya kutip dari akun SedekahRombongan ini bisa memancing kita untuk tidak segan-segan melepas harta titipan Allah swt untuk membantu sesama.

Dari Sedekah Rombongan




MANUSIA BERBISNIS AKHERAT!

Beberapa bangunan kayu disisi dusun Kuton Tegaltirto Berbah Jogja ini tidak biasa, ketika saya dekati ada gembok rantai di semua pintunya.

Pak Tri Hardono mengajak saya berkeliling, dialah pendiri Pondok Tetirah Zikir ini. Apa istimewanya?

"Kami merawat 40 orang sakit jiwa mas, mereka orang-orang terbuang semua, keluarga sudah tidak mengakui keberadaannya, pemerintah tidak mau mengurusi, kalo dilepas mereka akan membahayakan masyarakat sekitar. Sebagian yang stress dan linglung karena urusan keluarga, sebagian lagi karena narkoba" Pak Tri mulai bercerita.

"Ayo mas masuk sini.." Ajaknya

Saya lumayan bergidik ketika gembok dibuka, hehe..

Bangunan bambu sederhana, di dalamnya ada sekitar 15 orang yang diam saja tanpa ekspresi. Sebagain duduk, sebagian tiduran. Acuh dengan kehadiran kami.

"Yang ini semua gangguan jiwa karena depresi mas, mereka cenderung tidak agresif kalo tidak diganggu, tapi kalo kita lengah mereka bisa kabur dari sini. Yang dua itu stress karena rebutan tanah warisan, yang itu karena wanita, yang ini karena masalah berat dengan anaknya.. " lanjut Pak Tri.

Wajah-wajah tanpa ekspresi, kayak orang bengong dalam kekhusukan paling khusuuuk.. Sesekali menengok ke arah kami.

"Yang tiduran di pojok sana mas, dia membunuh bapak ibunya karena gilanya, tanpa sadar ditebaslah mereka.."

Huffff! Saya langsung mengajak keluar..

Kami berjalan ke bangunan lainnya, bau menyengat dari dalamnya. Seperti inilah tempat tidur sekaligus tempat kencingnya. Pak Tri masuk ke dalam, menyapa tiga orang tanpa baju yang ada di sana...

Saya memilih diluar saja.

"Kita ke bangunan itu mas, disana khusus korban narkoba yang sudah dibuang keluarganya. Jangan kaget mas, ada yang ganteng kayak artis sinetron.." Ajak pak Tri.

Saya sudah lemes membayangkan yang dua sebelumnya.. Apa lagi ini!

"Rokok mas! Minta rokok!"

Saya kaget ketika mendekat pintunya, sudah terbuat dari besi walaupun temboknya dari batako kasar. Anak muda yang minta rokok ini masih segar, tinggi, putih, langsing, agak sipit. Poles sedikit sudah cocok jadi artis korea. Nada suaranya keras, setengah membentak. Tampak temperamental.

"Ini yang saya ceritakan tadi mas, ayahnya gak ada, ibunya sampai stres mengurusinya. Gara-gara narkoba hancur hidupnya, linglung, lupa ingatan, temperental, kalo dilepas dia ngisruh dimana-mana" lanjut pak Tri

"Yang ruangan ini juga korban narkoba mas, kalo dibuka pintunya aksinya ekstrem. Lihat ayam dikejar langsung digigit dan dimakan hidup-hidup, lihat ikan di kolam, nyemplung dia, ditangkap langsung di makan... Waah makanya kami pisahkan mereka disini. Sudah rusak otaknya, halusinasi tingkat tinggi"

Saya mendengarnya makin bergidik.. Bbbrrrrrr!! Ketika pintu dibuka pak Tri, satu orang telanjang bulat sudah menghadang di depan pintu. Gondal gandul.. Gondal gandul.. hilang sudah semua malu..

Di bangunan ujung utara saya melihat seorang tertidur di atas kasur sendirian, badannya penuh tato, tidur miring menghadap kiri tidak terlihat wajahnya.

"Raja preman dia mas dulu, kena stroke, lumpuh, gak punya keluarga di Jogja.."

Pak Tri mengajak saya ke mushola di bagian depan, beberapa orang berzikir disana. Ternyata mereka yang sudah bagus perkembangannya. Belum sembuh total, tapi tingkah lakunya adem dan terkendali ketika rutin diajak zikir bersama. Beberapa orang berdiri menyalami saya..

Alhamdulillah, benar sudah sadar, tidak cuek seperti yang lainnya tadi.

"Jatah makan dari pemerintah hanya 3000 rupiah per hari mas, itupun khusus yang korban narkoba. Yang stress karena masalah pribadi tidak dapat uang makan, kami sebulan kadang kebingungan mas untuk memenuhi kebutuhan makan mereka. Tanah inipun kami sewa dari tanah kas desa. Mushola ini masih terbuka, saya ingin sekali bisa membuat pagar besi keliling, sehingga ketika mereka kami ajak zikir bersama mereka tidak kabur kemana-mana" pak Tri melanjutkan ceritanya.

Saya menepuk punggung lelaki ini ketika pamit, wajahnya biasa namun memancarkan ketulusan yang luar biasa. Salah satu orang-orang pilihan Allah yang diberi tugas yang tidak biasa. Saya berjanji untuk kembali lagi lain waktu kesana...

--------------
Perjalanan saya lanjutkan 12 km ke utara..

Bangunan dua lantai belum jadi itu persis disamping kuburan, terletak di dusun Prigen Widodomartani Ngemplak Sleman Jogjakarta. Dua tahun lalu saya pernah kesini bangunan ini masih pondasi.

Sudah ada spanduk sederhana bertuliskan Pondok Pesantren Tombo Ati Daarul Qolbi, tombo ati... obat hati.. siapa yang harus diobati?

"Saya dulu preman mas, mabukan, biasa dengan kekerasan. Tiap hari saya jadi tukang tagih hutang, orang sudah bergidik ketika rumahnya saya gedor dan melihat tato di leher saya" mas Priyanggono mulai bercerita.

Saya mengenalnya Januari 2012 lalu, ketika usai mengisi acara bareng Ustadz Yusuf Mansur dan MasMono di JEC Jogja. Lelaki ini mengejar saya hingga dekat parkiran.

Kaget juga, ada lelaki hitam bertato tiba-tiba menghadang, padahal semua cicilan sudah saya bayar hehe..

Dari sanalah perkenalan itu, mas Pri bercerita dia sedang merintis pondok di dusunnya. Dia sudah bertobat, sebuah peci putih sudah dipakainya, sangat kontras dengan tato kawat di lehernya, unik dan menyentuh.

"Alhamdulillah, sudah 20 santri belajar disini mas, 10 orang yang tinggal karena belum menampung banyak, tiap sore bergantian ustadz mengajar, beberapa anak sudah hafal beberapa ayat panjang. Ketika saya dulu memulai juga gak tau duit dari mana, tapi Allah yang mudahkan semuanya mas, kadang saya sampai 'ndredeg' ketika saya membutuhkan sesuatu Allah langsung mengirimkan bantuannya. Kemarin ada lagi yang mengirim 1 bayi terlantar kesini mas.. Gak mungkin saya tolak, masih umur 1 tahun ditinggal begitu saja"

Kami ngobrol di teras depan pondoknya, batu-batu nisan kuburan yang menyembul hanya berjarak 20 meter dari tempat kami duduk.

"Awal tahun lalu, ada orang yang kesini memberikan tiket umroh untuk saya dan istri mas, bareng dengan rombongan ustadz Yusuf Mansur, masya Allah.. saya bisa keliling kabah, bisa ke makam Kanjeng Nabi, padahal saya ini begitu kelam, penuh dosa di dunia hitam, belum lama mengenal Islam, namun Allah memberi banyak kemudahan.."
Kata mas Pri terbata-bata.

Anak-anak asuhnya datang, semua memanggilnya ayah.. Mencium dengan takzim tangan lelaki ini. Saya memandangnya penuh takjub. Usai menyampaikan bantuan dari #‎SedekahRombongan saya pamit menjelang petang. Insya Allah saya akan kembali menengoknya lagi..

Hari ini dua lelaki itu membuat saya maluuu.. Maluuu luar biasaaa! Mereka sudah memiliki pembela di hari pengadilan tiba..

Orang-orang gila dan terbuang itu yang akan bersaksi di depan Allah membela Pak Tri..

Anak-anak duafa dan yatim itu juga yang akan jadi saksi di depan Allah membela mas Pri..

Ketika saya masih sibuk banyak gaya di dunia, masih sibuk dengan urusan harta dan riba, mereka berdua sudah sibuk membangun istananya di surga...@Saptuari

------------
Note:
Kawanku.. Semua hartamu adalah dari Tuhanmu, buktikan wujud syukurmu ketika Allah menantang keberanianmu!

Keluarkan tokenmu, buka mBanking di smartphonemu, atau larilah ke ATM terdekatmu..

Tabungan Untuk Surgamu:*Pondok Tetirah Zikir
Mandiri 137-00-0441651-3 an. MUHAMMAD TRIHARDANA

*Pondok Daarul Qolbi
BCA 8610279296
Mandiri 1370010700728 an. PRIYANGGONO

"Tahukah kamu siapa itu PENDUSTA AGAMA? merekalah yang menghardik anak yatim dan tidak mengajak memberi makan orang miskin" - QS Al Maun 1-3

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...