Sunday, August 25, 2013

Belajar Dari Orca (The Killer Whale)

Gambar dari OrcaDolphinsWorld
Dalam rangka tujuh belasan, kang warteg mau cerita tentang Orca. Apa hubungan tujuh belasan sama Orca? Makdarit (maka dari itu-red) baca dulu yak.

Orca atau Orcinus Orca adalah jenis lumba-lumba, terbesar di antara lumba-lumba dan bisa juga makan lumba-lumba yang kecil. Sadis? Ya engga lah, kan si Orca itu predator. Wajar. Sebagai predator, musuh besar si Orca adalah manusia. Ga percaya? Lihat aja tuh di Sea World, masih ada ga Orca yang dijadikan tontonan? Si Lolita, Orca yang udah kurang lebih 40 tahun di"piara" Sea World, udah dibebasin belom? Atau udah denger belom cerita si Keiko (yang maen
pelem Free Willy) yang diculik dari sekitaran Iceland waktu usianya baru dua tahun dan meninggal karena pneumonia pas udah dilepas lagi ke laut bebas? İtu semua ulah manusia.

Kalo masih ga percaya bahwa manusia adalah musuh besar Orca, silakan liat youtube. Ada banyak video tentang Orca.


Nah, belakangan ini kang warteg emang demen banget nontonin Orca di youtube bareng si kembar. Selain buat nemenin mereka nonton, kang warteg juga seneng sama si Orca. Untung ga dipacarin (dih). Gimana ga seneng coba? Si Orca ini kan sejenis lumba-lumba: lucu, pintar, nggemesin. Kalo bisa dipiara mah udah dipiara di balkon, hehe.

Gambar dari OrcaDolphinsWorld

Orca ini tinggal dalam kelompok yang disebut pod. Dari lahir sampai dewasa mereka selalu bersama. Ga ada sejarahnya Orca berenang sendirian kecuali dia tersesat atau khilaf atau seperti Keiko, berusaha mencari keluarganya tapi ga bisa diterima di keluarga (pod) lain. Satu pod bisa berisi sampai 40 ekor Orca dan biasanya mereka berkerabat. Dalam pod inilah Orca-Orca yang muda belajar kearifan hidup dari Orca-Orca senior. Yang senior pun mencontohkan kepada yang junior. Subhanalloh, binatang aja seperti itu arifnya.

Dan saat berburu makanan, mereka menerapkan teknik berburu yang kooperatif yang bahkan seekor hiu putih pun bisa jadi korban. Seekor anjing laut yang merasa aman di atas bongkahan es pun bisa jadi korban dengan teknik gelombang yang mereka lakukan. Gelombang mana bisa dibuat oleh seekor Orca. Gelombang hanya bisa dibuat oleh lebih dari satu bahkan dua Orca. Si mangsa kemudian disantap bersama-sama walaupun ukurannya kecil dan ga cukup untuk makan seluruh anggota pod-nya. Subhanalloh.

Kalo kata para ahli Orca, Orca ini seperti manusia. Mereka tinggal dalam kelompok sosial dan melakukan banyak hal bersama. Oleh Alloh swt, Orca diberi dua kemampuan yang luar biasa: tonic immobility dan echolocation.

Tonic immobility adalah kemampuan melumpuhkan lawan dengan cara membalikkan tubuh korban hingga ia kehabisan napas. Sementara echolocation adalah sonar yang digunakan untuk berkomunikasi dan berburu. Si sonar ini membantu Orca menemukan jenis makanan, ukuran dan bentuknya.

Sekarang hubungan sama tujuh belasan apa?
Jika kita, manusia Indonesia, mau belajar dari Orca yang notabene hanyalah seekor ikan, sementara manusia adalah sebaik-baik ciptaan Alloh, maka momen tujuh belasan adalah momen yang tepat walau ga mesti nunggu tujuh belasan juga, sih.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari si Orca?
1. Size does matter.
Ukuran (dalam kasus kita=jumlah) itu memang bisa menjadi faktor penentu. Dan jumlah kita, manusia Indonesia itu besar ma meeen! 200 juta lebih orang Indonesia. Sekitar 1000an ada di Turki. ^^!

2. Maksimalkan potensi.
Alloh cuma kasih si Orca dua kelebihan (itu yang saya tahu). Alloh kasih kita berapa kelebihan? BUANYAK, bahkan bisa berbeda pada setiap manusia. Belum lagi kekayaan yang Alloh limpahkan pada negeri dan tanah air kita. Ga keitung tapi sayangnya disalahgunakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

3. Bersatu!
Dimana-mana juga kalo nyapu pake sapu lidi lebih efektif hasilnya dibanding nyapu dengan sebatang lidi. Kita pun tahu "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Lalu kenapa kita susah sekali bersatu? Si Orca yang ga kenal kata-kata bijak itu aja bisa bersatu dan mengalahkan hiu. Kita, manusia Indonesia? Sudah susah payah dipersatukan oleh bung Karno, bung Hatta dan bung-bung lainnya tapi dengan mudahnya kita terjebak dalam usaha-usaha memecah belah persatuan bangsa. Atau kita sudah menjadi bangsa amnesia yang lupa dengan sejarah dan perjuangan para pendahulu kita? Jika dibandingkan dengan negara tetangga, kita selalu berkata, "mereka mendapatkan kemerdekaan karena belas kasih penjajah; sedang kita, bangsa Indonesia mendapatkannya dengan tetesan darah dan keringat hasil perjuangan para pahlawan kita." Tapi, lantas apa? Mereka bisa bersatu dan sekarang terbukti lebih maju dari kita. Dan kita?

Jadi, sebelum saya esmosi jiwa, mari kita merenung, melihat kepada diri sendiri apa yang bisa kita lakukan untuk negeri kita tercinta yang sudah bertahun-tahun kita tinggalkan (berapa tahun sudah ga mudik? ^^). Menurut kata dai kondang, Aa Gym: mulai dari diri sendiri; mulai dari yang kecil; mulai dari sekarang. Paling tidak janganlah lupa kita selalu mendoakan kebaikan untuk negeri, bangsa dan rakyat Indonesia dimanapun kita berada. Dan itulah selemah-lemah iman.

Merdeka!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...