Friday, February 21, 2014

NGAJI di WARTEG: Memantaskan Diri oleh Fardal Dalle



Pantas adalah patut, layak, sesuai, cocok. Memantaskan adalah menghiasi supaya jadi pantas, cocok, layak.  Proses memantaskan diri ini kadang dilupakan oleh kita semua. Untuk memantaskan diri dalam kondisi sehari-hari ada tiga hal yang harus diperhatikan:

1.      Perilaku
Sudahkah kita berlaku yang pantas menurut diri kita sendiri? Orang Indonesia diajarkan utk santun, bertanggung jawab, berempati. Misal, sebagai anak, apakah perilaku kita sudah pantas terhadap orang tua kita? Apakah kita pernah mengabaikan nasehat atau petuah orangtua karena merasa kita lebih pandai dan sekolah lebih banyak dari orang tua kita? Sebagai istri, apakah perilaku kita terhadap suami sudah pantas? Apakah kita suka  merengek-rengek atau merasa lebih pintar dari suami? Apakah sudah berperilaku pantas kepada suami? Apakah kita sudah pantas menyandang predikat istri solehah? Sebagai seorang ibu, apakah perilaku kita sudah pantas kepada anak-anak? Apakah kita sudah memberikan contoh yang pantas kepada anak-anak? Apakah pantas seorang ibu marah-marah kepada anak-anak? Apakah kita sudah pantas menjadi ibu yang didengar anak-anak? Apakah sikap kita sebagai tetangga sudah pantas? Apakah kita sudah pantas dijadikan teman?

Sebelum bertindak atau bereaksi terhadap suatu masalah, pikirkanlah dulu apakah reaksi kita sudah pantas? 

2.      Perkataan
Apakah cara kita  bertutur kata atau berbicara sudah pantas atau sudah enak didengar oleh orang lain? Karena mulutmu adalah harimaumu atau status fb-mu harimaumu. Apakah sebuah ucapan yang keluar dari mulut kita sudah pantas didengar anak-anak atau suami kita? Masalah tutur kata atau ucapan atau perkataan manusia juga dibahas dalam al quran:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS 33: 70-71)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS 49: 12)

Dalam hadis juga disebutkan, jika kamu beriman kepada Alloh dan hari akhir, hendaknya kamu berkata yang baik atau diam (HR Bukhari).

Ketahuilah bahwa lisan orang yang berakal berada dibawah kendali hatinya. Jika ia akan bicara maka ia akan melihat apakah pembicaraannya bermanfaat atau tidak. Sementara lisan orang yang bodoh memegang kendali atas hatinya sehingga ia akan bicara sesukanya (Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya Raudhah Al-’Uqala wa Nazhah Al-Fudhala)

Dan jika kita bicara tanpa memikirkan akibatnya maka kita akan terjerumus dalam neraka yang jaraknya lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.

Maka ada baiknya sebagai muslimah yang baik, kita berpikir baik-baik sebelum kita berucap atau berkata atau bereaksi terhadap apapun yang terjadi apa diri kita. Simak juga sebuah hadis berikut ini:

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya termasuk orang yang paling kucintai di antara kamu dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah orang-orang yang paling baik akhlaqnya di antara kamu.
 Dan sesungguhnya orang yang paling kubenci di antara kamu dan paling jauh tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah ats-tsartsarun (Banyak bicara sia sia), al-mutasyaddiqun (mengganggu), dan al-mutafaihiqun. Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui al-tsartsarun dan al-mutasyaddiqûn, tetapi apakah al-mutafaihiqûn? Beliau menjawab: “Orang-orang yang sombong”(HR Tirmidzi, no. 2018).

3.      Penampilan
Bukan saja hatinya yang baik tapi bungkusan atau tampilannya pun harus baik. Kesan pertama yang ditangkap orang lain adalah penampilan kita. Kita tidak dapat memaksa orang lain untuk langsung menilai  hati kita yang baik karena yang dilihat pertama kali adalah tampilan kita.

Apakah penampilan kita sudah pantas? Apakah cara makan kita sudah pantas? Apakah sebagai muslimah, pakaian kita sudah pantas? Sebagai muslimah kita harus pandai memantaskan diri dalam hal penampilan.

Ketika suami tiba di rumah, apakah kita sudah wangi apalagi jika suami senang yang wangi-wangi? Apakah pakaian kita sudah pantas saat bermain dengan anak-anak karena mereka akan mengingat pakaian ibunya? Saat berkumpul dengan orang tua dan keluarga, apakah pakaian kita dan penampilan kita sudah pantas?

Banyak sekali masalah dalam keluarga antara suami dan istri hanya karena masalah penampilan istrinya di mata suami. Sebaiknya dalam berpenampilan muslimah selalu mengingat ayat berikut:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS 24: 31)

Dan masalah penampilan muslimah, ada hadis juga sudah menyebutkan:

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Tiga hal tersebut (perilaku, perkataan dan penampilan) adalah dasar bagi semua hal dalam keseharian kita. Ada baiknya kita renungkan untuk kebaikan hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Dan jangan lupa juga kita memantaskan diri kita di hadapan Alloh saat kita menghadap Alloh dalam setiap shalat kita.

Sebagai penutup, mari kita ingat ayat berikut:


Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS 7: 31)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...