Friday, May 16, 2014

NGAJI di WARTEG: Tentang Gengsi

Dari Kaskus



Assalamualaikum.

Sabtu pagi. Iseng. Buka FB, FB suami pula. Kepo. Klik sana klik sini, sampai menemukan FB seseorang yang tinggal sekota dengan saya disini. Dan saya terkejut melihat bionya. Dia mencantumkan sesuatu yang membuat saya bertanya-tanya. Mengapa dia melakukannya?

Lalu saya menemukan satu kata ini: GENGSI. Eh, jadi inget pelem Dono, "Gengsi Dooong!"

Orang bisa berbohong, berhutang dan ber-ber lainnya demi gengsi. Orang mampu dan rela melakukan apa saja demi memuaskan egonya. Orang bisa berkata A walau nyatanya B. Orang bisa beli ponsel tercanggih dan termahal walau harus berhutang. Orang bisa wara-wiri dengan mobil terbaru walau itu mobil sewaan. Semua demi gengsi, rasa puas bisa lebih dari orang lain. Semua demi rasa ingin dihargai karena mungkin orang itu tidak merasa dihargai.

Gengsi ini tumbuh subur di Indonesia karena senangnya orang Indonesia bersosialisasi atau bergaul. Coba deh, kalo orang pergi ke St*rb*cks, mereka membeli kopi atau membeli gengsi? Bukankah sama saja kopi disana dengan kopi di warung kopi pinggir jalan yang air panasnya terdapat di dalam termos?

Selain itu, nilai-nilai feodal yang menciptakan kelas-kelas dalam masyarakat telah membuat si masyarakat ini senang jika bisa "naik kelas" dari proletar menjadi bangsawan. Itulah sebabnya, orang berlomba-lomba mendapatkan segala hal supaya dinilai sebagai kelas atas dan lebih bergengsi.

Yang lebih parah adalah, sesuai dengan analisis saya dan si mbok di Dapur Kecil Ibu, jika seseorang sudah dikondisikan berada dalam posisi rendah serendah-rendahnya dan ia merasa tidak mendapatkan penilaian, perhatian dan penghargaan yang cukup, sementara modal untuk "naik kelas" pun tidak ada, maka jalan yang mudah demi mendapatkan gengsi dan penilaian semu dari orang lain adalah dengan memanipulasi keadaan alias berbohong. Wikipedia mengkategorikannya sebagai bullshit.

Betapa buruknya si gengsi ini. Jadi, kita ga boleh gengsi, nih?

Ternyata, dalam Islam gengsi memiliki makna dan sisi yang berbeda. Dalam Islam, kita bisa gengsi dan tetap terpuji. Ada banyak nama dalam Islam yang dikenal "gengsian". Dan berikut ini adalah hadis tentang gengsian:

Sahabat ‘Auf bin Malik Al Asyja’iy radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Kami pernah berkumpul dengan Rasulullah, antara tujuh hingga sembilan orang. Ketika itu, kami baru saja membaiat beliau, namun beliau berkata, “Tidakkah kalian berbaiat kepada Rasulullah?”

“Kami telah berbaiat kepadamu, wahai Rasulullah” sahut kami.

“Tidakkah kalian membaiat Rasulullah?” tanya beliau lagi.

“Kami telah membaiatmu wahai Rasulullah !” sahut kami lagi.

“Tidakkah kalian membaiat Rasulullah?” tanya beliau lagi.

Maka kami ulurkan tangan kami seraya berkata, “Kami telah membaiatmu wahai Rasulullah, lalu dalam rangka apa kami harus berbaiat lagi?”

“Berbaiatlah dalam rangka mengabdi kepada Allah tanpa menyekutukan sesuatupun denganNya, dalam rangka menegakkan shalat lima waktu, taat kepada pemimpin, dan -sembari melirihkan suaranya- jangan meminta sesuatupun kepada manusia” lanjut Rasulullah.

Alangkah beratnya baiat ini.

Tak meminta sesuatu pun kepada manusia, mana mungkin? Ini hampir mustahil untuk bisa diwujudkan. Namun tidak ada yang mustahil bagi para sahabat bila Allah yang memberi taufik. Bukan hanya ‘gengsi’ meminta harta, bahkan minta tolong dalam hal yang ‘sepele’ pun mereka hindari, selagi mereka mampu melakukannya sendiri…

Auf bin Malik melanjutkan, “Sungguh, aku pernah menyaksikan salah satu dari mereka -yang berbaiat tadi- saat cemetinya terjatuh, dan ia berada di atas tunggangannya. Ia tidak minta tolong kepada seorang pun agar mengambilkan cemeti tadi untuknya”. (HR. Muslim)

Jadi urusan gengsi dalam Islam bukanlah urusan supaya dihargai orang. Gengsi dalam persepsi Islam adalah tidak meminta-minta kepada selain Alloh. Semoga, paparan singkat ini dapat memberikan pelajaran buat kita dan kepada si dia yang masih saja gengsi demi penilaian orang lain, semoga Alloh mengabulkan dan memberikan apa yang dia inginkan. Aamiin.

Sumber:

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...