Thursday, October 23, 2014

Memanggang Kue; Mengusir Stress


Gambar dari sini


Assalamualaikum.

Ingat kan, saya pernah bilang, kalau saya stress, saya langsung memanggang kukis. Ga langsung-langsung amat sih, tapi bawaannya emang pengen bikin sesuatu. Kenapa larinya manggang kukis? Kukis, kek, atau penganan lain termasuk jenis makanan yang disebut "comfort foods" yang jika dimakan akan membuat kita merasa senang dan nyaman. Jadi, wajar, kalau saya mencari kesenangan dan kenyamanan itu.

Lah, kenapa ga beli aja?
Ehem, saya termasuk yang percaya bahwa semua yang homemade, semua yang buatan rumah, buatan sendiri lebih terjamin kualitasnya. Yang pasti acara memanggang itu akan dimulai dengan mengukur, mencampur, mengaduk, mencetak dan sebagainya yang memerlukan tenaga dan pikiran sehingga mau tidak mau si stres itu jadi tersalurkan melalui kegiatan tersebut. Hayo ngaku, siapa yang senang acara menggeprek daging dengan ulekan saat membuat dendeng?



Dari wholeymomma
Jadi, ketika kita memanggang kue, kering atau basah, ada beberapa hal yang secara tidak langsung berperan dalam rangka mengurangi dan mengatasi masalah stres. Dalam kasus saya, selain stres, memanggang kue juga mengusir kebosanan karena memanggang kue adalah sebuah tantangan buat saya. Apakah saya bisa membuat kue itu? Apakah resepnya cocok? Apakah kuenya enak? Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya, kan?

Memanggang kue atau biasa disebut baking, adalah sebuah aktivitas yang terukur. Resep-resep makanan umumnya mempunyai ukuran yang akurat. Ketika kita mengukur bahan-bahan itulah saat kita memegang kontrol terhadap sekeliling kita. Hal ini penting karena biasanya ketika kita stres, kita lupa untuk mengendalikan pikiran kita sehingga ia lari kemana-mana dan membuat kita makin kacau dan galau. Tahap awal dari baking ini membantu kita berkonsentrasi sehingga bisa kembali memandang hidup dengan cara pandang yang berbeda.

Baking itu butuh waktu. Minimal satu jam waktu kita habis untuk memanggang kue. Waktu terbanyak adalah menunggu si kue itu matang. Ketika mengukur membuat kita merasa berkuasa maka saat memanggang adalah saat dimana kita harus belajar menerima bahwa proses memanggang kue itu ada di luar kendali kita. Jadi, sekali lagi, kita belajar memahami bahwa kadang kita pun harus menerima kenyataan bahwa kita harus menunggu; bahwa masalah tidak akan selesai sekali berkedip. Tapi pada akhirnya, masalah akan selesai, insya Alloh.

Baking itu adalah juga latihan untuk otot-otot tangan. Bayangkan betapa melelahkannya acara menguleni roti. Kita harus melakukan adegan seperti mencuci baju itu selama 15-20 menit untuk menghasilkan roti yang bagus. Mayoritas resep kue memerlukan proses pengadukan yang tentu saja memerlukan energi. Hal ini membantu kita menyalurkan kelebihan energi dan membuat pikiran kita terhubung kembali dengan tubuh kita. Kegiatan fisik sejatinya membuat tubuh memproduksi hormon endorphin yang bisa melawan stres. Keren banget sih baking ini. ^^!

Walaupun demikian, kita harus ingat pula bahwa memanggang kue melibatkan gula. Jangan sampai kita keseringan memanggang kue lalu juga terlalu banyak mengonsumsi gula. Sejauh ini saya memanggang minimal seminggu sekali atau jika di rumah tidak ada cemilan, hehe. Jadi, selamat memanggang dan bersenang-senang menikmati hidup bebas stres.

Sumber:
Huffingtonpost
BBC
bubblews

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...