Thursday, March 20, 2014

Jangan Menikah Karena Cinta

Seperti biasa, ada aja artikel yang membuat saya semangat untuk menuliskan kembali disini. Salah satunya adalah artikel ini: jangan menikah karena cinta.




Lantas kita akan bertanya, lalu harus menikah karena apa? Jika karena harta, emangnya kite cewe apaan? Hehe. Tapi, sebenarnya kalau seseorang menikah karena harta bisa jadi itu bukan karena dia matre melainkan atas dasar pertimbangan realistis menurut dirinya sendiri. Apapun alasannya, itu adalah alasan kita pribadi yang kelak memiliki konsekwensi yang kita hadapi sendiri.

Eniweh, kata artikel tersebut, ada tiga alasan mengapa sebaiknya kita tidak menikah karena cinta:


1. Cinta adalah emosi yang dapat berubah
Jika manusia bisa jatuh cinta, tergila-gila karena cinta, termehek-mehek karena cinta maka manusia pun bisa merasakan tak cinta lagi atau kehilangan gregetnya dan sebagainya. Nah, kalau sudah demikian, gimana? Sebuah hubungan akhirnya selesai atau malah meracuni orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jadi, kalau alasan menikah adalah cinta, begitu lem cintanya habis, maka bubarlah pernikahan itu.

2. Cinta tidak bisa menjadi dasar yang kuat
Maksudnya jika dasar hubungannya adalah cinta maka dasar hubungan itu tidak akan kuat. Memang sih, kita sering mendengar orang-orang bilang "cinta kita kuat" takkan goyah oleh topan badai apapun. Iya, bolehlah. Tapi kan tadi kita sudah membahas bahwa cinta adalah emosi yang dapat berubah. Jika ia menjadi dasar sebuah pernikahan pasti ada unsur lain yang membuat ia bisa tetap menjadi dasar dalam sebuah perkawinan, apalagi kalau sudah ada anak-anak yang terlibat. Coba deh, berapa banyak pasangan yang tetap bertahan dalam perkawinan yang tidak membuat mereka bahagia bukan karena cinta melainkan karena ada anak-anak?

3. Bukan Love Is All You Need
Kita tidak hanya butuh cinta saja. Kita juga butuh rasa saling menghormati, kesamaan visi dan misi dan kecocokan dalam sebuah hubungan, lebih dari sekedar cinta. Jadi, seandainya ada resep untuk sebuah hubungan yang sehat dan kuat, mungkin bisa jadi seperti ini:
1 cup rasa hormat
1 cup kesamaan visi dan misi
3 cup kecocokan
1 sdm cinta
1 sdt ketertarikan (optional)

Lucu ga sih? Hehe emangnya Jojon, ye?

Sekarang mari kita lihat bagaimana Islam memandang soal cinta dalam perkawinan ini.

Cinta menurut Ibnu Qayyim, tidak dapat didefiniskan dengan jelas, bahkan jika didefinisikan malah menambah ketidakjelasan. Ribet yah? Ada juga pembagian cinta menjadi beberapa jenis dan yang paling utama adalah Allah.

Dalam kaitan dengan perkawinan dan pernikahan, dalam Islam, sesuai hadis nabi:
"Wanita itu dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu akan berdebu (miskin, merana)". (HR Bukhari)
"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah''.(HRMuslim)
Petunjuk mencari istri menurut Islam sudah jelas diajarkan Rasulullah saw. Lah, kalau petunjuk mencari suami, bagaimana?
“Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaknya kamu ridhai maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)
Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan berdasarkan ketakwaannya, Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang laki-laki :
“Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”
Dari kutipan-kutipan di atas tidak satupun menyuruh untuk menikah karena cinta. Dasar semua pernikahan dalam Islam adalah untuk beribadah kepada Allah dan saya ingat betul, jaman dulu masih suka wara-wiri di website biro jodoh, alasan utama para jombloers itu adalah menikah untuk menyempurnakan iman.

Dan kemudian setelah menikah pun kita sering mendengar orang mendoakan "semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah." Maka tujuan muslim menikah adalah supaya memiliki rasa tenang, rasa saling mencintai dan menyayangi yang kelak terjadi setelah proses akad terjadi. Dan ketenangan dalam perkawinan itu dimaksudkan untuk lagi-lagi beribadah kepada Allah.

Selain daripada itu, jika memang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan sebuah hubungan pernikahan sudah tidak bisa dipertahankan lagi, maka perpisahan dibolehkan walau tidak disukai. Wallahualam bishshowwab.

Jadi, menikahlah karena tujuan yang mulia: menyempurnakan iman dan benar-benar beribadah kepada Allah. Semoga dengan demilkian, apapun badai yang menimpa biduk rumah tangga kita, insya Allah ada Allah yang kelak menolong dan menyelamatkan. 

Semoga bermanfaat.

Sumber tulisan:


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...