Monday, September 7, 2015

MARKIBUN (9): Apdet Kebun dan Tips Berkebun Tanpa Lahan




Assalamualaikum.

Udah lama ga apdet kebun. Musim panas ini alhamdulillah, kebun di ambang jendela apartemen kami kelihatan bentuknya. Rasanya senang duduk di sofa menikmati kebun; memandangi masa depan sambil berkhayal siapa tau kelak punya kebun sungguhan. Aamiin.

Kebun sejatinya adalah proses panjang tanpa akhir. Ketika ia meranggas atau layu, maka ia akan pelahan kembali bersemi, seiring waktu.

Musim panas kali ini saya menanam cabe dan seledri serta selada. Selebihnya, adalah tanaman yang sudah sejak tahun lalu bercokol di jendela.

Jahe, kini mulai memenuhi pot. Kunyit pun sudah mulai berdaun banyak setelah tahun lalu hibernasi tak mau bertunas. Pohon yeni dunya pun sudah mulai membesar. Yeni dunya adalah buah khas Turki. Saya menanamnya dari biji. Kalau dia besar, saya ingin memindahkannya ke halaman belakang apartemen. Siapa tau dia bisa makin besar dan berbuah. Pasti seru menikmati buah-buah menggantung di pohon. Tapi sepertinya itu kalau tidak diganggu tangan-tangan usil anak-anak penghuni apartemen.

Nah, berikut ini foto-foto close-up yang bikin semangat ngebon.

Seledri Sudah Mulai Gondrong

Cabe Paprika Antep, Mudah-Mudahan Subur

Itu Dia, Jahe!

Kebun Selada Di Jendela Dapur


Kalau teman-teman ingin berkebun tapi ga punya lahan, jangan kuatir. Berkebun tanpa lahan yang luas pun bisa kita lakukan. Yang penting satu hal: kemauan.

Sudah lima tahun saya tinggal di apartemen di Gaziantep. Tapi saya baru mulai berkebun mungkin tiga tahun lalu. Awalnya karena ngiler liat yang hijau-hijau segar menghiasi rumah. Dan betapa romantisnya di saat saya perlu kemangi atau daun seledri, tinggal petik. Uhuuuy. Jadilah, saya berkebun dengan kondisi ala kadarnya. Waktu itu, saya mulai dengan beberapa tanaman pemberian teman sekota dan pelan-pelan menambah isi kebun kecil kami.

Sebelum kita berkebun di apartemen yang notabene tak punya lahan luas, ada baiknya memperhatikan hal-hal berikut:

1. Tempat untuk berkebun.
Pilihan tempat untuk berkebun di apartemen ada dua: balkon dan ambang jendela. Dari dua tempat itu saya akhirnya memusatkan kebun saya di ambang jendela karena disitulah tempat yang terkena sinar matahari paling banyak dan lama. Jadi tanaman bisa tumbuh maksimal.

Balkon juga bisa menjadi tempat ideal berkebun apalagi jika sinar matahari menyinari tempat itu. Tapi jangan lupa kita perlu melindungi tanaman-tanaman di musim dingin. Apa perlu kita masukkan ke dalam ruangan?

2. Wadah berkebun.
Karena tak ada lahan, kita membutuhkan wadah-wadah untuk menempatkan tanaman. Pilihan saya biasanya wadah bekas air kemasan atau sabun yang berukuran besar. Jika perlu, bisa juga kita membeli pot ukuran besar untuk jenis tanaman tertentu.

Biasanya kita tinggal menyesuaikan jenis tanaman yang akan kita tanam. Jika hanya jenis bumbu dapur seperti kemangi, mint, seledri dan sejenisnya, kita tak perlu wadah atau pot yang besar. Jadi, perhatikan seberapa besar tanaman akan tumbuh dengan ukuran wadah yang diperlukan.

Wadah Bekas sabun Cair dan Media Tanam

3. Media tanam.
Karena berkebun di apartemen, kita membutuhkan media tanam. Saya biasa membeli tanah dalam kemasan yang dijual dalam berbagai ukuran, dari 2 liter hingga 20 liter.

4. Waktu berkebun.
Hal ini adalah hal yang paling merepotkan saya karena jika belum terbiasa, saya sering lupa. Berkebun di negeri empat musim memang sangat tergantung pada waktu.

Ada tanaman yang tumbuh maksimal di musim panas dan berhibernasi di musim dingin. Ada pula yang bisa tetap tumbuh di musim dingin asalkan disimpan di dalam ruangan.

Kangkung, misalnya, tidak tumbuh di musim dingin walau ditanam di dalam ruangan. Jagung, bisa mulai disemai di bulan Oktober untuk berbuah di musim semi. Seledri dan kemangi bisa bertahan di musim dingin asal tidak terkena salju.

Seiring waktu, kita bisa mengikuti ritme perkembangan kebun kita.

Koleksi Bibit


5. Bibit.
Jika kita membeli sayuran atau buah, kita bisa mengambil bijinya dan mengeringkannya. Jika sudah kering, kita bisa menanamnya. Selain itu kita bisa membeli bibit dalam kemasan. Perlu diperhatikan, kualitas bibit-bibit tersebut. Jika tak terlalu bagus, pertumbuhannya pun kurang maksimal.

Saya akhirnya memutuskan untuk membawa bibit sayuran dari Indonesia. Jadi walau jauh di Turki, saya masih bisa menikmati kangkung.

Nah, dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita bisa mulai berkebun. Ingat, kebun tanpa lahan memiliki kapasitas terbatas jadi pilih dengan cermat apa yang hendak kita tanam. Jangan lupa untuk mencari teman dan komunitas berkebun supaya kita dapat bertukar informasi, menambah ilmu serta suntikan semangat berkebun.

Jadi, selamat berkebun. ^^
posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...