dari mydramalist |
Assalamualaikum.
Baru kali ini nih nonton film yang durasinya panjang dan bikin baper. Bukan karena aktornya ganteng atau cantik atau apalah, melainkan karena teringat diri apakah melakukan hal yang sama.
The Throne (Sado) adalah film Korea yang beredar di tahun 2015. Film ini juga sempat diikutkan di ajang piala Oscar walau tak masuk nominasi. The Throne berkisah tentang Crown Prince Sado. Tokoh ini adalah salah satu yang membuat saya penasaran. Sejarah menyebutkan dia punya masalah kejiwaan. Ada juga yang bilang dia adalah korban politik faksi-faksi di masa itu.
Crown Prince Sado (CPS) adalah putra dari raja Yeongjo. Tapi dalam perjalanannya, CPS tidak pernah menjadi raja, malah dibunuh oleh ayahnya sendiri dengan cara mengurungnya di kotak beras yang diletakkan di halaman istana selama 7 hari di musim panas. Bayangin ya, ada gitu orang tua yang setega itu. Anak dari CPS yaitu Yi San, kemudian naik tahta menggantikan raja Yeongjo. Pada masanya lah, status CPS dikembalikan sebagai bentuk balas budi kepada orang tua. So sweet banget Yi San, yaaa.
dari hdfilmdeposu Yi San yang kemudian menjadi Jeongjo of Joseon, diperankan oleh So Ji-sub |
Tragedi kotak beras itu sebenarnya ga ujug-ujug terjadi. Ada banyak peristiwa yang akhirnya berakhir seperti itu dan ada pihak-pihak yang memancing di air keruh serta memanfaatkan hubungan raja dan putra mahkota yang kurang harmonis itu.
CPS, menurut sejarah, adalah sosok yang mengerikan. Dia punya obsesi pada pakaian. Kalau salah pakai atau tidak suka, ia akan berganti pakaian hingga berpuluh-puluh kali. Kalau staf di istananya membuatnya marah, ia tak segan-segan membunuhnya. Bahkan setiap hari ada saja korban jatuh. Lengkapnya bisa gugling sendiri deh. Malah ada memoar dari istri beliau, Lady Hyegyeong yang bisa menambah gambaran suasana masa itu.
Pelajaran parenting apa yang saya bilang penting dari film ini?
Crown Prince Sado pasti ga tiba-tiba jadi crown prince kan? Dia pasti melewati masa pertumbuhan seperti layaknya manusia biasa. Seperti yang disampaikan oleh sang raja, ayahnya, kelahiran CPS disambut gembira karena ialah yang akan menjadi penerus tahta kelak. CPS kecil pun digambarkan sangat manis dan lucu.
Tapi dalam perkembangannya ada sesuatu yang kurang pas.
Raja Yeongjo sebagai ayah adalah pribadi yang mudah marah. Hal kecil saja membuatnya marah. Sepatu tidak diikat dengan benar pun membuatnya kesal. Jadi apapun yang dilakukan CPS selalu salah dan tidak berkenan di pandangannya.
Ketika CPS diuji di depan raja dan para pembesar istana, raja tak segan-segan mengkritik anaknya sendiri walau guru-guru pribadi CPS mengingatkan raja untuk bersabar karena bagaimanapun CPS tetaplah anak cerdas yang punya potensi.
dari hancinema |
Dan keadaan kejiwaan CPS ini tidak mendapat perhatian juga dari raja. Ia tidak menerima alasan bahwa anaknya punya masalah kejiwaan. Ia selalu berkata bahwa CPS malas belajar dan hanya suka bermain-main saja. Duh, perih ya, bok.
Sedikit tentang Yeongjo. Ia adalah putra dari Sukjong dan Choi Suk-bin, salah satu Royal Noble Consortnya. Consort Choi digambarkan sebagai sosok ibu yang dekat dengan putranya dan berhasil mendidik anaknya dengan baik walau Consort Choi berasal dari kalangan kelas bawah. Dalam pengasuhannya, Yeongjo yang bernama kecil Geum, menjadi child prodigy, anak yang cerdas dan cemerlang. Kisah tentang Consort Choi bisa dilihat di drama Dong Yi.
Dalam penggambaran itu, tidak terlihat keanehan pada sosok Yeongjo yang tumbuh dalam keluarga yang bahagia. Tapi mengapa ia mendidik putranya (CPS) dengan cara yang sangat berbeda? Apakah karena ia merasa sebagai mantan child prodigy sehingga meremehkan kecerdasan anaknya sendiri yang dianggapnya tidak secerdas dirinya? Mungkin memang ada hal-hal yang tak nampak dalam penggambaran di media berkaitan dengan sosok Yeongjo dan CPS.
Di bagian belakang ada kalimat dari sang pangeran yang membuat saya sesak:
"All I want is warm looks on your eyes and words of love."
Ya Alloh.. rasanya pengen meluk anak-anak dan minta maaf kalo pernah berkata kasar pada mereka. #Lapairmata.
Film ini mengingatkan saya bahwa tak ada asap kalau tak ada api. Tak mungkin anak berlaku aneh-aneh tanpa ada peran dari orang tuanya. Jika saya boleh melakukan pembelaan, adalah bukan salah CPS jika ia seperti itu. Kita harus juga bisa mengoreksi cara raja bersikap pada anaknya.
Jadi ingat yang satu ini:
Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan/kekerasan, dia belajar membenci
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, dia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, dia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, dia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, dia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, dia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, dia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, dia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, dia pun belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Taken from “CHILDREN LEARN WHAT THEY LIVE” by Dorothy Law Nolte
Semoga ulasan ini bermanfaat.
Maksud hati hanya ingin lihat akting Yoo Ah-in, apa daya saya dapat bonus So Ji-sub yang berperan sebagai Yi San yang menjadi raja menggantikan kakeknya. Plus pelajaran parenting yang teramat berharga. Alhamdulillah.
Kisah tentang anak beranak ini, di antaranya bisa dilihat di:
The Fatal Encounter (film)
Warrior Baek Dong Soo (drama seri)
Sungkyunkwan Scandal (drama seri)
Dong Yi (drama Seri)
The Throne (Sado) bisa ditonton di Kiss Asian.
Selamat menonton.
posted from Bloggeroid
No comments:
Post a Comment