Sunday, December 22, 2013

Beberapa Pertimbangan Sebelum Menikah

Dari Royalty Free Stock Photos
Tulisan ini sebenarnya adalah pendahulu tulisan tentang persiapan menikahi pria Turki. Karena satu dan lain hal baru diposting sekarang.

Ini ceritanya kang warteg mau sekedar berbagi pemikiran tentang perkawinan, khususnya antara orang (perempuan) Indonesia dan pria Turki. Mungkin bisa juga berlaku  untuk perkawinan antar bangsa lainnya. Insya Alloh.

Perkawinan, siapapun pelakunya pasti mempunyai masalah hanya tingkatnya saja yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk menikahi orang Turki dan mudah-mudahan bisa mengurangi masalah dalam pernikahan kelak .

1. Latar Belakang Sosial
Jika memungkinkan, ketahuilah latar belakang sosial calon suami. Apakah sama dengan latar belakang sosial kita? Apakah berbeda? Bukan tidak mungkin perbedaan kelas sosial menimbulkan masalah di kemudian hari. Ingat, yang kita nikahi itu bukan cuma si dia yang mampu menerima kita apa adanya; melainkan juga ayah, ibu serta seluruh anggota keluarganya. Bisa jadi si dia tidak masalah dengan keadaan sosial kita tapi ayah atau ibunya mempermasalahkan.

Saran saya, saat kita berkenalan, sampaikan pada calon kita untuk memberitahukan pada keluarganya bahwa kalian ada rencana menikah. Jika ada keberatan, kembalikan lagi kepada Alloh swt yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

2. Pendidikan Calon Pasangan
Carilah pasangan dengan latar belakang pendidikan yang sepadan. Perbedaan memang tidak dapat dihindari tapi latar belakang pendidikan yang mumpuni akan membantu kita menyikapi perbedaan. Orang Turki (menurut saya) merasa superior. Mereka merasa makanan mereka paling enak sedunia (oh yeah?), keluarga mereka paling hebat (masa sih?) atau yang paling-paling lainnya. Jangan sampai perbedaan latar belakang pendidikan yang terlalu jauh membuat kita merasa diremehkan atau benar-benar diremehkan atau malah ditindas.

3. Kenali Keluarganya
Sedang terlibat LDR dengan pria Turki dan berniat menikahinya? Cek dulu keluarganya. Lihat dan bicara dengan mereka. Manfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi untuk berkenalan lebih jauh dan "melihat" seperti apa kira-kira keluarga yang akan menerima kita sebagai bagian dari keluarga mereka.

Jika si dia yang ganteng menawan hati itu tak jua memamerkan keluarganya atau tak berusaha memperkenalkan, tanyakan alasannya. Walau mungkin tak signifikan tapi mengetahui segala sesuatu tentang si dia adalah hal wajib apalagi jika kita mengenal pasangan di dunia maya.

4. Mapan Finansial
Ini bukan matre. Ini masalah realistis. Cari tahu apa pekerjaan pria idaman hatimu itu. Apakah dia bekerja? Apakah dia punya pekerjaan tetap? Apa masih ditanggung orang tua? Apa sudah punya rumah sendiri? Rasanya memang berlebihan tapi percayalah, jika kelak pernikahan terjadi, kita pasti tidak mau seumur hidup ditanggung mertua karena si pujaan hati nan ganteng itu tidak memiliki pekerjaan tetap dan masih senang hidup sama ibunya.

Pria mandiri yang mapan secara finansial akan membuka kesempatan kita mudik ke tanah air. Apa mau bertahun-tahun tinggal di Turki menanggung rindu tapi tak jua sempat pulang ke tanah air karena harga tiket yang tak terbeli dan suami tak berpenghasilan?

5. Bagaimana Agamanya?
Pastikan tingkat keimanan dan kesolehan si dia. Ganteng saja sudah biasa. Ganteng plus soleh dan kaya raya itu luar biasa. Hehe. Kata nabi, latar belakang agama (Islam) ini penting melebihi yang lain. Jika agamanya bagus insya Alloh semuanya bagus. Jika si dia paham dan mengerti agamanya dengan baik, insya Alloh keberkahan senantiasa tercurah. Jika si dia paham agamanya, dia pasti paham bahwa sebaik-baik suami adalah yang lemah lembut terhadap keluarganya sehingga seharusnya tidak ada cerita KDRT dalam rumah tangga kita. Insya Alloh.

Sejatinya menikah itu adalah ibadah dan separuh keimanan. Jadi, pasang niat bahwa kita menikah karena mengikuti sunah nabi Muhammad saw dan menunaikan ibadah pada Alloh swt. Tak lupa tentukan komitmen bersama. Bicarakan semua yang harus dibicarakan sebelum pernikahan terjadi: berapa mahar yang akan diminta dan disanggupi; dimana kita akan tinggal kelak; berapa kali kita bisa mudik ke tanah air; dlsb. Susah senang itu biasa tapi jika semua dikembalikan pada Alloh rasanya akan luar biasa. Banyak-banyaklah berdoa dan meminta pada Alloh. Semoga Alloh beri jodoh yang baik dunia akhirat. Aamiin.

Eh, kenapa kang warteg menulis hal serius macam ini?

Ada begitu banyak cerita menantu Indonesia stres jadi menantu orang Turki, termasuk yang posting. Ada yang harus pulang (baca: kabur) setelah kurang lebih 7 tahun menikah karena tak tahan dengan sikap keluarga suami dan KDRT yang menimpanya. Ia pulang dengan anaknya yang masih bayi dan meninggalkan dua anak lain yang sudah agak besar. Ada pula yang terpaksa hidup tergantung pada mertua karena suami tidak (atau belum) bekerja. Ada yang terpaksa menuruti mertua yang melarangnya berhijab sementara suami bekerja jauh di negeri tetangga. Hati siapa tidak sedih mendengar ceritanya?

Jadi, jika memang sudah telanjur cinta, kembalikanlah kepada Alloh swt. Jika memang Alloh meridhoi, semoga Alloh pun memudahkan proses selanjutnya dan memberi kita kesabaran dan kekuatan untuk menjalaninya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...