Tuesday, October 14, 2014

Bahasa Yang Mana?

dari wikipedia


Assalamualaikum.

Mempunyai anak dari pasangan yang berbeda bangsa dan bahasa dengan kita adalah sebuah tantangan. Saya tidak akan menyebutnya kelebihan atau kekurangan, tapi tantangan. Tantangan terbesar dari konsekwensi perkawinan antar bangsa atau perkawinan campuran adalah bahasa. Sebelumnya saya tidak pernah membayangkan atau memikirkan hal ini tapi begitu anak-anak saya lahir, tantangan itu langsung menanti saya.

Pertanyaan umum yang sering terlontar dari keluarga-keluarga perkawinan campuran adalah bahasa apa yang harus diajarkan kepada anak-anak?
Saya adalah orang Indonesia dengan pendidikan Sastra Indonesia tapi berkarir sebagai pengajar bahasa Inggris; berasal dari keluarga berbahasa Jawa dan Sunda yang tidak secara aktif saya kuasai. Suami saya adalah orang Turki. Sehari-hari kami berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Bahasa apa yang sebaiknya saya ajarkan atau saya pakai untuk berkomunikasi dengan anak-anak saya?

Setelah berkonsultasi dengan seorang teman yang lulusan dari fakultas psikologi, saya memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi saya dan anak-anak. Tadinya ada niat untuk saya menggunakan bahasa Inggris. Tapi lagi saya bukanlah native speaker bahasa Inggris walau saya pengajar bahasa Inggris. Sering kali saya melakukan kesalahan dalam berbahasa Inggris. Agak beresiko jika saya ngotot menggunakan bahasa itu sebagai media komunikasi. Teman saya itu pun menganjurkan bahwa sebaiknya bahasa ibu yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Ada baiknya anak-anak mengetahui sejak awal bahasa ibu mereka. Hal ini penting supaya kelak jika si anak berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan sanak saudara, si anak tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga dari pihak ibunya. Sebuah alasan yang cukup praktis, bukan?

Akhirnya, saya pun konsisten berbahasa Indonesia dengan kedua anak saya sementara suami saya dan anggota keluarga yang lain konsisten berbahasa Turki. Saya dan suami pun konsisten berbahasa Inggris. Hasilnya, anak-anak kami saat ini menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Turki dengan baik sesuai perkembangan usia mereka. Bahasa Inggris belum saya ajarkan walaupun mereka sudah mulai terpapar oleh tayangan-tayangan belajar bahasa Inggris di youtube. Sejauh ini mereka baru bisa menyanyikan beberapa lagu anak-anak dalam bahasa Inggris walau kosa katanya belum sempurna. Bayangkan, seumur mereka, saya dulu pasti baru bisa nyanyi satu, satu, aku sayang ibu, saja.

Saya pun menikmati anak-anak saya bercakap-cakap dalam dua bahasa. Ketika mereka berdua saja, mereka lebih sering menggunakan bahasa Turki tapi belakangan mereka juga menggunakan bahasa Indonesia.

Jika ada teman-teman mahasiswa yang main ke rumah, mereka ikut membantu mengasuh dengan mengajarkan beberapa lagu atau alfabet atau bermain bersama mereka. Jelas bahwa pilihan saya menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan anak-anak adalah pilihan tepat karena mereka bisa langsung menggunakannya di saat ada orang Indonesia lain di rumah.

Jadi, saya belum bisa memahami jika ada keluarga perkawinan campuran Indonesia dan negara lain tidak mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anak mereka. Contoh yang bisa saya berikan adalah sebuah keluarga yang tidak mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anaknya tapi menggunakan bahasa Turki secara aktif. Dalihnya, anak-anak mengerti jika ayah ibunya berbahasa Indonesia. Saya tetap saja tidak dapat menerima cara berpikir mereka. Apa gunanya ayah dan ibu bisa bahasa Indonesia, dan Turki tentunya tapi hanya mengajarkan bahasa Turki kepada anak-anak mereka? Apa bahasa Indonesia kurang keren untuk diajarkan kepada anak-anak keluarga campuran Indonesia-Turki?

Dampaknya jelas, jika saya dan teman-teman Indonesia bertamu, kami tidak bisa berkomunikasi dengan anak-anak di keluarga itu. Buat saya, itu adalah sebuah kerugian.

Akhirnya semua adalah pilihan. Buat saya pilihannya jelas, anak-anak harus bisa bahasa saya dan bahasa ayahnya serta bahasa asing lain yang kelak akan mereka pelajari. Pengenalan bahasa apapun dan berapapun sejak dini hanya akan menambah dan memperkaya kemampuan berbahasa si anak. Kelak, si anak sendiri yang akan menentukan bahasa mana yang akan ia pakai secara dominan dalam hidupnya, insya Alloh.

Sumber:
http://www.circleofmoms.com/moms-of-bi-racial-babieschildren/babies-with-2-mother-s-tongues-495430
http://oyinboafricanabeni.wordpress.com/2013/01/26/the-importance-of-teaching-your-kids-their-mother-tongue/
http://www.multilingualliving.com/2013/04/15/why-should-parents-talk-to-their-children-in-their-native-language/

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...